Pagi itu kelas 11 IPA 4 sedang pelajaran olahraga. Semua
perempuan pergi ke wc untuk ganti baju. Sedangkan laki-laki ganti
bajunya di kelas. Setelah ganti baju, semuanya pun ke lapangan.
Sekarang olahraganya adalah tes lari. Yang pertama dites adalah perempuannya dulu. Sedangkan laki-laki menunggu perempuannya selesai. Sambil mereka menunggu perempuannya selesai, mereka bermain sepak bola dulu.
“Pak, dites larinya berapa keliling?” Tanya Fandra.
“Lima.” jawab pak Slamet.
“Baik, absen 1-10 cepat berbaris!” Teriak pak Slamet.
Karena Kirana absen 23, dan ditesnya masih lama, dia dan Melly pun duduk di depan anak laki-laki yang sedang main bola.
“Eh, Andre suka sama kamu lho!” Kata Melly sambil menyenggol Kirana.
“Terus?” Tanya Kirana dingin.
“Ya, dia suka sama kamu.” Jawab Melly
“Oh.” Jawab Kirana singkat.
“Kamu ini urusan cowok selalu saja cuek.”
“Jadi, gue harus bilang WOW gitu?”
“Ya sok!”
“Wow!” Kata Kirana singkat padat dan jelas. Sahabatnya yaitu Melly pun hanya bisa menghela nafas saja.
Kirana tidak peduli dengan omongan Melly. Soalnya gak penting. Tapi, walaupun begitu menurut dia Andre itu ganteng dan keren. Tapi, Kirana masih ragu apakah dia cowok yang baik apa enggak.
Karena katanya sih dia itu play boy. Jadi, Kirana tidak peduli, mau dia suka dengannya lah apalah, karena itu pasti kebohongan dia yang sudah biasa.
Tiba-tiba Diana menghampiri Kirana dengan wajah yang menyeramkan seperti habis operasi plastik tapi gagal haha.
“Heh, Kirana! Kamu jangan sok deketin Andre lah! Dia itu pacarku.” Sahut Diana dengan kesal.
“Pacarmu? Bukannya udah putus ya?” Ejek Melly.
“Diam kamu! Aku gak punya urusan denganmu!”
“Biarin wleee.” Ejek Melly.
“Denger ya Kirana, aku putus itu gara-gara kamu tau!” Diana menunjuk pada Kirana.
“Aku? Gara-gara aku?” Kirana mununjuk pada dirinya sambil terheran-heran.
“Ya!” jawab Diana geram.
“Asal kamu tahu ya, aku itu tidak suka sama Andre si play boy. Jadi, ngapain aku deketin dia?” Kata Kirana ketus.
“Pembohong!” kata Tiara sahabatnya Diana.
“Aku tidak bohong. Memang aku tidak suka dengan dia. Aku tidak suka kriteria cowok play boy macam dia. Dianya aja yang deketin aku.”
“Denger ya, anak baru. Beraninya kamu jadi pacar dia, gue hajar!”
“Heh, Mbak! Mbakekok! Jangan mentang-mentang kamu anak karate, main hajar orang!” kata Melly.
“Masalah buat loe?! Udah yuk, teman-teman! Kita cabut aja! Di sini ada dua tikus menjijikan yang kerjanya hanya bikin ulah terus sama kita!” Diana dan teman-temannya pun langsung pergi dengan centil. Kirana dan Melly membiarkan mereka pergi, walaupun Kirana dan Melly sedikit kesal dengan mereka. Karena merekalah yang kerjanya bikin ulah mulu.
Sekarang giliran absen 21-30 yang dites. Kirana, Melly dan yang lain pun langsung bersiap-siap. Ketika semuanya sudah siap, peluit pun ditiup, dan anak-anak berlari dengan sekuat tenaga. Ketika Kirana baru berlari tiga keliling lapangan, dada Kirana terasa sesak. Dia sudah tidak kuat lagi. Nafasnya terdengar bunyi ngik-ngik. Kepalanya pusing, dan tiba-tiba dia jatuh.
“Kirana! Bangun..!!” Teriak Melly.
Kirana langsung bangun ketika mendengar suara Melly memanggilnya. “Alhamdulillah, kamu sudah sadar.” Sahut Melly gembira. “Aku di mana Mel?” Tanya Kirana sambil memaksa untuk bangun, dan ternyata ada Andre di sebelahnya, dan dia menyuruh Kirana agar tidak bangun dulu. Kirana jadi gugup ketika ada Andre di sebelahnya.
“Tadi asma kamu kambuh terus kamu pingsan. Lalu ditolong sama Andre, dan dibawa ke sini.” Jawab Melly.
“Ooo, gitu. Makasih ya, Ndre.” Kata Kirana langsung melempar senyum malu-malu.
“Sama-sama.” Andre tersenyum juga. Tiba-tiba Kirana jadi deg-degan ketika dia berada di dekat Andre. Kenapa bisa? Biasanya dia gak suka begitu kalau berjumpa dengan Andre. Malah kalau dia nyapa Kirana, Kirana malah suka nyuekin. Andre senyum ke Kirana saja malah dibalas wajah cemberut dengan mata ndelekin. Ya, Kirana berbuat begitu soalnya biar gak ada cowok yang mau sama dia. Kan mana ada cowok yang mau sama cewek yang SUPER JUTEK banget kayak dia? iya kan? Namanya juga anak sholehah, pasti menjaga yang mana makhrom dan mana yang bukan makhromnya. Jadi dia gak berani deket sama temen-temen cowok di kelasnya.
“Emm, Kirana. Aku balik dulu, ya? Soalnya mau dites nih? Gak papa kan ditinggal?” Tanya Andre.
“Oh, iya gak papa kok.” Jawab Kirana lembut.
“Oke, bye..” Andre pun pergi ke lapangan. Melly melihat Kirana yang sedang memandangi Andre terus sampai dia menghilang dari balik pintu.
“Hey..” Melly menyenggol Kirana.
“Hah? apa?” Kirana kaget.
“Kamu suka ya, sama dia?”
“Enggak!”
“Masaa?”
“Apaan sih kamu? Udah sana, ganggu orang lagi istirahat aja.”
“Alesan.” Melly pun langsung pergi.
Kirana menarik nafas, dan menghembuskannya perlahan-lahan. Lalu dia memegang dadanya. Uh, rasanya berdetak dengan kencang. Dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah Andre adalah cinta pertamanya?
Ketika bel pulang sekolah sudah dibunyikan, semua siswa sibuk keluar dari kelasnya masing-masing. Lalu Kirana melihat Andre dengan motornya di depan gerbang. Karena Andre sudah menolong dia, dia pun menghampiri Andre.
“Hey, Ndre. Nunggu siapa?” Tanya Kirana lembut.
“Nungguin kamu.” Jawab Andre. Kirana langsung kaget.
“Hah!? Nungguin aku? Ngapain?” Tanya Kirana lagi.
“Ya, tadi kan kamu pingsan, terus aku mau nganterin kamu sampai rumah, soalnya aku takut kamu pingsan lagi di jalan.” Kirana langsung terharu mendengar ucapan Andre, tapi dia malah menolaknya.
“Iiih gak usah!” Tegur Kirana.
“Loh kenapa?” Tanya Andre bingung.
“Cukup sederhana alasanku tidak mau pulang bersamamu.”
“Ya apa?”
“Karena kita ini bukan mukhrim Ndre. Tenang aja aku bisa pulang sendiri kok.”
“Hmm ya, udah deh kalau kamu emang gak mau. Hati-hati ya di jalan. Kalau jatuh mention aku yaa, hehe.” Kata Andre nyengir.
“Hmm udah sana pulang!” Bentak Kirana.
“Iya-iya.” Kata Andre yang langsung menaiki motornya.
Andre pun langsung menyalakan motornya dan dia melihat Kirana lalu tersenyum, dan ini baru pertama kalinya Kirana membalas senyuman Andre.
Ketika Andre sudah pergi, Kirana pun langsung pulang menggunakan taxi. Soalnya kalau jalan kaki kan takut pingsan lagi.
Ketika di rumah, Kirana masih teringat kejadian tadi di sekolah. Baru kali ini dia jadi galau gara-gara cinta. “Astagfirullah apa yang aku pikirkan? Ini tidak ada manfaatnya aku memikirkan dia terus. Mendingan aku pergi ke dapur untuk membantu ibu saja.” Lalu Kirana pun bergegas pergi ke dapur.
Ketika di dapur, ibunya menyuruh dia memotong wortel. Saking jagonya motong tu wortel, dia sama sekali gak melihat ketika motongin wortel, ya akhirnya jari dia keiris sama pisau. Ibunya melihat Kirana memegang jarinya yang berdarah langsung menghampirinya.
“Ya, ampun Kirana..?” Ibunya langsung mengambil obat merah dan kapas. Lalu dituangkan obat merahnya ke kapas dan diusapkan kebagian yang luka.
“Hati-hati dong nak.” Kata ibunya lagi.
“Iyah bu.” Jawab Kirana.
“Kenapa bisa begini? Kamu pasti melamuni sesuatu ya?”
“Engga kok Bu.” Kirana menggeleng kepala.
“Jangan bohong, gak baik tahu bohongin orang, apalagi ke ibunya sendiri.”
“Ih, Ibu jangan nakut-nakutin dong.”
“Ya, udah ceritakan ke Ibu, Ibu kan jadi penasaran.”
“Tapi Ibu jangan marah ya?”
“Iyah, ngapain juga ibu marah?”
“Jadi, begini Bu, Kirana lagi jatuh cinta.” Ibunya melongo, dan tiba-tiba ibunya tertawa.
“Hahahaha.”
“Ibu..?” Kirana mesem.
“Haha, maaf. Habis kamu itu lucu. Hmm, jadi kamu jatuh cinta nih? Ke siapa?”
“Ya, rahasia dong, Bu.”
“Hmm gak papa kamu jatuh cinta. Ya, wajarlah, anak segede kamu emang suka begitu. Tapi jangan sampai pacaran ya. Ingat!” Ibunya langsung mengancungkan jari telunjuknya.
“Iya, aku juga tau kok Bu.”
“Bagus. Ya, sudah sekarang kamu mandi sana. Sekarang kan kamu mau mengajar anak-anak di pengajian.”
“Oia, aku sampai lupa.” Kirana pun berlari mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, dia ganti baju, dan mengambil setumpuk iqro lalu berangkat.
Ketika selesai pulang mengajar, Kirana melihat Andre di depan rumah. Ngapain dia ke sini? batin Kirana. Lalu Kirana menghampiri Andre.
“Ngapain kamu ke sini?” Tanya Kirana bingung.
“Eh, Kirana. Ini aku mau mengembalikan bukumu. Waktu itu aku lupa. Maaf, ya.” Kirana mengambil buku itu dari tangan Andre sambil mengangguk.
“Gak papa kok Ndre. Santai aja kali. Oia gak masuk dulu?” Tanya Kirana sambil menunjuk ke dalam rumah.
“Nggak usah, soalnya aku buru-buru nih mau nganterin paman ke bandara.”
“Ooo ya, udah. Hati-hati ya!” Andre mengangguk dan langsung menyalakan motor.
Ketika mau pergi, Andre senyum dan melambaikan tangan ke arah Kirana. Dia pun membalasnya.
Ketika Andre sudah pergi, tiba-tiba datang adiknya Kirana. Ternyata dari tadi dia mengintip mereka berdua dari jendela.
“Cie-ciee siapa tuh?” goda Kamilia
“Teman.” Jawab Kirana.
“Teman atau pacar?”
“Mau tau aja atau mau tau banget?” Kirana gak mau kalah.
“Ah, Mbak nih malah balik tanya.”
“Habis kamu kepo banget.” Kata Kirana mulai sebal.
“Gak papa dong. Dari pada Mbak gak kepo?”
“Hidih kepo aja bahagia.”
“Dari pada Mbak gak pernah bahagia?” Kirana langsung melototin Kamilia.
“Hiihh.. kamu ya, mulai berani melawan Mbak. Rasakan ini!” Kirana menggelitik adiknya, Kamilia.
“Aaah, geli-geli..!! ampun Mbak! Ampuun..!” teriak Kamilia.
“Awas ya, kalau berani melawan Mbak lagi.”
“Iya, deh. Janji gak akan.” Kamilia pun langsung kabur ketika Kirana melepasnya.
Ketika sudah shalat isya, Kirana mendengar HP nya berdering. Ternyata ada SMS. Dan kagetnya lagi ternyata dari Andre. Ketika melihat SMS nya, ternyata isinya itu Lagi ngapain? Kirana menelan ludah susah payah. Wajar dia belum pernah menerima SMS seperti itu dari lawan jenisnya. Dia bingung mau dibales atau enggak? Akhirnya Kirana memutuskan untuk tidak dibalas. Karena menurutnya itu tidak begitu penting.
Besoknya di kelas, Kirana menghampiri Andre. “Hey, Ndre. Maaf ya, kemarin gak dibales.” Andre kaget melihat kehadiran Kirana. Dia pun cekikikan. Kirana manyun sambil cemberut. Andre melihat Kirana langsung berhenti tertawa.
“Aduh, maaf. Bukan maksud aku ngetawain kamu.”
“Minta maaf malah diketawain, dasar.”
“Habis kamu lucu banget. Iya, baru gitu aja langsung minta maaf. Minta maafnya sungguh-sungguh lagi. Padahal SMS nya kan gak begitu penting.”
“Gak, boleh?”
“Boleh kok. Ya, baru kali ini aja ada orang yang kayak kamu.” Kirana langsung pergi.
“Tunggu Kirana, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Teriak Andre. Kirana pura-pura tidak mendengar. Andre berlari menuju Kirana.
“Kirana aku mau ngomong sama kamu, sebentar aja. Tapi gak di sini.” Kata Andre sambil memegang tangan Kirana supaya gak lari.
“Ya, udah di taman depan kantin aja ngomongnya!” Ketus Kirana.
Mereka pun pergi ke taman. Kirana duduk di kursi taman, sedangkan Andre berdiri di bawah pohon. “Emangnya kamu mau ngomong apa?” Tanya Kirana dengan suara tinggi.
“Keep calm aja Kirana manis.” Kirana semakin ilfil karena dipanggil manis.
“Ih jangan panggil aku kayak gitu. Aku bukan pacar kamu. Geli tau gak!?” bentak Kirana langsung memalingkan wajahnya.
“Oke-oke, maaf, aku gak tau kamu gak suka.” Jawab Andre berusaha agar Kirana tidak marah.
“Udah cepetan kamu mau bilang apa?” Kirana mulai gak sabaran.
“Jadi, begini, dari semenjak kamu menjadi murid baru di kelas 11 IPA 4, aku melihat ada sesuatu yang beda dari kamu dengan yang lain. Dan aku suka itu. Kamu itu polos, pendiam, pintar, sholehah, dan cantik lagi.”
“Udah cuma mau ngomong itu doang?” Tanya Kirana dingin.
“Tuh, kan kamu itu polos banget. Aku ngomong gitu aja, jawabannya gitu. Begini, kalau aku nembak kamu pasti kamu tolak. Soalnya kamu gak mau pacaran kan?”
“Iya.” Jawab Kirana singkat.
“Aku mau nanya, kamu suka gak sama aku?” Kirana langsung terkejut. Sebenarnya dia suka sama Andre semenjak Andre nolongin dia. Cuman dia takut mengatakannya. Lalu dia teringat apa yang dikatakan ibunya waktu kemarin. Yaitu, ibunya melarang dia bohong. Ya, sudah dengan beratnya dia menjawab.
“Kalau suka emang kenapa?” Andre terkejut. Dia melihat Kirana dengan tidak percaya.
“Beneran kamu suka sama aku?” Tanya Andre lagi.
“Ya, tapi aku tetap gak mau pacaran.”
“Ya, aku tau kok. Jadi, kamu maunya apa?” Tanya Andre sedikit gembira.
“Menurut aku, kita jadi sahabatan aja deh. Gampang kan?”
“Oke, aku setuju. Jadi jangan jutek terus ya, kalau kita ketemu?”
“Iyaah.” Kata Kirana lembut.
Mereka saling tersenyum dan kembali ke kelas. Dan sekarang mereka menjadi sahabat. Tapi, bukan mereka saja yang jadi sahabat, Melly dan sahabatnya Andre yaitu Ray juga menjadi sahabatan, yang katanya mereka juga saling menyukai. Sekarang pun Andre sudah berubah, dan dia sudah tidak dapat julukan PLAY BOY lagi, tapi mendapat julukan KIAI wkwkwk. Karena dia ketularan sholehnya dari Kirana. Mereka berempat pun menjadi sahabat yang terkenal kekompakkannya di SMA Cahaya Bangsa.
Cerpen Karangan: Aftina Yusliha
Facebook: Aftina Yusliha
Sekarang olahraganya adalah tes lari. Yang pertama dites adalah perempuannya dulu. Sedangkan laki-laki menunggu perempuannya selesai. Sambil mereka menunggu perempuannya selesai, mereka bermain sepak bola dulu.
“Pak, dites larinya berapa keliling?” Tanya Fandra.
“Lima.” jawab pak Slamet.
“Baik, absen 1-10 cepat berbaris!” Teriak pak Slamet.
Karena Kirana absen 23, dan ditesnya masih lama, dia dan Melly pun duduk di depan anak laki-laki yang sedang main bola.
“Eh, Andre suka sama kamu lho!” Kata Melly sambil menyenggol Kirana.
“Terus?” Tanya Kirana dingin.
“Ya, dia suka sama kamu.” Jawab Melly
“Oh.” Jawab Kirana singkat.
“Kamu ini urusan cowok selalu saja cuek.”
“Jadi, gue harus bilang WOW gitu?”
“Ya sok!”
“Wow!” Kata Kirana singkat padat dan jelas. Sahabatnya yaitu Melly pun hanya bisa menghela nafas saja.
Kirana tidak peduli dengan omongan Melly. Soalnya gak penting. Tapi, walaupun begitu menurut dia Andre itu ganteng dan keren. Tapi, Kirana masih ragu apakah dia cowok yang baik apa enggak.
Karena katanya sih dia itu play boy. Jadi, Kirana tidak peduli, mau dia suka dengannya lah apalah, karena itu pasti kebohongan dia yang sudah biasa.
Tiba-tiba Diana menghampiri Kirana dengan wajah yang menyeramkan seperti habis operasi plastik tapi gagal haha.
“Heh, Kirana! Kamu jangan sok deketin Andre lah! Dia itu pacarku.” Sahut Diana dengan kesal.
“Pacarmu? Bukannya udah putus ya?” Ejek Melly.
“Diam kamu! Aku gak punya urusan denganmu!”
“Biarin wleee.” Ejek Melly.
“Denger ya Kirana, aku putus itu gara-gara kamu tau!” Diana menunjuk pada Kirana.
“Aku? Gara-gara aku?” Kirana mununjuk pada dirinya sambil terheran-heran.
“Ya!” jawab Diana geram.
“Asal kamu tahu ya, aku itu tidak suka sama Andre si play boy. Jadi, ngapain aku deketin dia?” Kata Kirana ketus.
“Pembohong!” kata Tiara sahabatnya Diana.
“Aku tidak bohong. Memang aku tidak suka dengan dia. Aku tidak suka kriteria cowok play boy macam dia. Dianya aja yang deketin aku.”
“Denger ya, anak baru. Beraninya kamu jadi pacar dia, gue hajar!”
“Heh, Mbak! Mbakekok! Jangan mentang-mentang kamu anak karate, main hajar orang!” kata Melly.
“Masalah buat loe?! Udah yuk, teman-teman! Kita cabut aja! Di sini ada dua tikus menjijikan yang kerjanya hanya bikin ulah terus sama kita!” Diana dan teman-temannya pun langsung pergi dengan centil. Kirana dan Melly membiarkan mereka pergi, walaupun Kirana dan Melly sedikit kesal dengan mereka. Karena merekalah yang kerjanya bikin ulah mulu.
Sekarang giliran absen 21-30 yang dites. Kirana, Melly dan yang lain pun langsung bersiap-siap. Ketika semuanya sudah siap, peluit pun ditiup, dan anak-anak berlari dengan sekuat tenaga. Ketika Kirana baru berlari tiga keliling lapangan, dada Kirana terasa sesak. Dia sudah tidak kuat lagi. Nafasnya terdengar bunyi ngik-ngik. Kepalanya pusing, dan tiba-tiba dia jatuh.
“Kirana! Bangun..!!” Teriak Melly.
Kirana langsung bangun ketika mendengar suara Melly memanggilnya. “Alhamdulillah, kamu sudah sadar.” Sahut Melly gembira. “Aku di mana Mel?” Tanya Kirana sambil memaksa untuk bangun, dan ternyata ada Andre di sebelahnya, dan dia menyuruh Kirana agar tidak bangun dulu. Kirana jadi gugup ketika ada Andre di sebelahnya.
“Tadi asma kamu kambuh terus kamu pingsan. Lalu ditolong sama Andre, dan dibawa ke sini.” Jawab Melly.
“Ooo, gitu. Makasih ya, Ndre.” Kata Kirana langsung melempar senyum malu-malu.
“Sama-sama.” Andre tersenyum juga. Tiba-tiba Kirana jadi deg-degan ketika dia berada di dekat Andre. Kenapa bisa? Biasanya dia gak suka begitu kalau berjumpa dengan Andre. Malah kalau dia nyapa Kirana, Kirana malah suka nyuekin. Andre senyum ke Kirana saja malah dibalas wajah cemberut dengan mata ndelekin. Ya, Kirana berbuat begitu soalnya biar gak ada cowok yang mau sama dia. Kan mana ada cowok yang mau sama cewek yang SUPER JUTEK banget kayak dia? iya kan? Namanya juga anak sholehah, pasti menjaga yang mana makhrom dan mana yang bukan makhromnya. Jadi dia gak berani deket sama temen-temen cowok di kelasnya.
“Emm, Kirana. Aku balik dulu, ya? Soalnya mau dites nih? Gak papa kan ditinggal?” Tanya Andre.
“Oh, iya gak papa kok.” Jawab Kirana lembut.
“Oke, bye..” Andre pun pergi ke lapangan. Melly melihat Kirana yang sedang memandangi Andre terus sampai dia menghilang dari balik pintu.
“Hey..” Melly menyenggol Kirana.
“Hah? apa?” Kirana kaget.
“Kamu suka ya, sama dia?”
“Enggak!”
“Masaa?”
“Apaan sih kamu? Udah sana, ganggu orang lagi istirahat aja.”
“Alesan.” Melly pun langsung pergi.
Kirana menarik nafas, dan menghembuskannya perlahan-lahan. Lalu dia memegang dadanya. Uh, rasanya berdetak dengan kencang. Dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah Andre adalah cinta pertamanya?
Ketika bel pulang sekolah sudah dibunyikan, semua siswa sibuk keluar dari kelasnya masing-masing. Lalu Kirana melihat Andre dengan motornya di depan gerbang. Karena Andre sudah menolong dia, dia pun menghampiri Andre.
“Hey, Ndre. Nunggu siapa?” Tanya Kirana lembut.
“Nungguin kamu.” Jawab Andre. Kirana langsung kaget.
“Hah!? Nungguin aku? Ngapain?” Tanya Kirana lagi.
“Ya, tadi kan kamu pingsan, terus aku mau nganterin kamu sampai rumah, soalnya aku takut kamu pingsan lagi di jalan.” Kirana langsung terharu mendengar ucapan Andre, tapi dia malah menolaknya.
“Iiih gak usah!” Tegur Kirana.
“Loh kenapa?” Tanya Andre bingung.
“Cukup sederhana alasanku tidak mau pulang bersamamu.”
“Ya apa?”
“Karena kita ini bukan mukhrim Ndre. Tenang aja aku bisa pulang sendiri kok.”
“Hmm ya, udah deh kalau kamu emang gak mau. Hati-hati ya di jalan. Kalau jatuh mention aku yaa, hehe.” Kata Andre nyengir.
“Hmm udah sana pulang!” Bentak Kirana.
“Iya-iya.” Kata Andre yang langsung menaiki motornya.
Andre pun langsung menyalakan motornya dan dia melihat Kirana lalu tersenyum, dan ini baru pertama kalinya Kirana membalas senyuman Andre.
Ketika Andre sudah pergi, Kirana pun langsung pulang menggunakan taxi. Soalnya kalau jalan kaki kan takut pingsan lagi.
Ketika di rumah, Kirana masih teringat kejadian tadi di sekolah. Baru kali ini dia jadi galau gara-gara cinta. “Astagfirullah apa yang aku pikirkan? Ini tidak ada manfaatnya aku memikirkan dia terus. Mendingan aku pergi ke dapur untuk membantu ibu saja.” Lalu Kirana pun bergegas pergi ke dapur.
Ketika di dapur, ibunya menyuruh dia memotong wortel. Saking jagonya motong tu wortel, dia sama sekali gak melihat ketika motongin wortel, ya akhirnya jari dia keiris sama pisau. Ibunya melihat Kirana memegang jarinya yang berdarah langsung menghampirinya.
“Ya, ampun Kirana..?” Ibunya langsung mengambil obat merah dan kapas. Lalu dituangkan obat merahnya ke kapas dan diusapkan kebagian yang luka.
“Hati-hati dong nak.” Kata ibunya lagi.
“Iyah bu.” Jawab Kirana.
“Kenapa bisa begini? Kamu pasti melamuni sesuatu ya?”
“Engga kok Bu.” Kirana menggeleng kepala.
“Jangan bohong, gak baik tahu bohongin orang, apalagi ke ibunya sendiri.”
“Ih, Ibu jangan nakut-nakutin dong.”
“Ya, udah ceritakan ke Ibu, Ibu kan jadi penasaran.”
“Tapi Ibu jangan marah ya?”
“Iyah, ngapain juga ibu marah?”
“Jadi, begini Bu, Kirana lagi jatuh cinta.” Ibunya melongo, dan tiba-tiba ibunya tertawa.
“Hahahaha.”
“Ibu..?” Kirana mesem.
“Haha, maaf. Habis kamu itu lucu. Hmm, jadi kamu jatuh cinta nih? Ke siapa?”
“Ya, rahasia dong, Bu.”
“Hmm gak papa kamu jatuh cinta. Ya, wajarlah, anak segede kamu emang suka begitu. Tapi jangan sampai pacaran ya. Ingat!” Ibunya langsung mengancungkan jari telunjuknya.
“Iya, aku juga tau kok Bu.”
“Bagus. Ya, sudah sekarang kamu mandi sana. Sekarang kan kamu mau mengajar anak-anak di pengajian.”
“Oia, aku sampai lupa.” Kirana pun berlari mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, dia ganti baju, dan mengambil setumpuk iqro lalu berangkat.
Ketika selesai pulang mengajar, Kirana melihat Andre di depan rumah. Ngapain dia ke sini? batin Kirana. Lalu Kirana menghampiri Andre.
“Ngapain kamu ke sini?” Tanya Kirana bingung.
“Eh, Kirana. Ini aku mau mengembalikan bukumu. Waktu itu aku lupa. Maaf, ya.” Kirana mengambil buku itu dari tangan Andre sambil mengangguk.
“Gak papa kok Ndre. Santai aja kali. Oia gak masuk dulu?” Tanya Kirana sambil menunjuk ke dalam rumah.
“Nggak usah, soalnya aku buru-buru nih mau nganterin paman ke bandara.”
“Ooo ya, udah. Hati-hati ya!” Andre mengangguk dan langsung menyalakan motor.
Ketika mau pergi, Andre senyum dan melambaikan tangan ke arah Kirana. Dia pun membalasnya.
Ketika Andre sudah pergi, tiba-tiba datang adiknya Kirana. Ternyata dari tadi dia mengintip mereka berdua dari jendela.
“Cie-ciee siapa tuh?” goda Kamilia
“Teman.” Jawab Kirana.
“Teman atau pacar?”
“Mau tau aja atau mau tau banget?” Kirana gak mau kalah.
“Ah, Mbak nih malah balik tanya.”
“Habis kamu kepo banget.” Kata Kirana mulai sebal.
“Gak papa dong. Dari pada Mbak gak kepo?”
“Hidih kepo aja bahagia.”
“Dari pada Mbak gak pernah bahagia?” Kirana langsung melototin Kamilia.
“Hiihh.. kamu ya, mulai berani melawan Mbak. Rasakan ini!” Kirana menggelitik adiknya, Kamilia.
“Aaah, geli-geli..!! ampun Mbak! Ampuun..!” teriak Kamilia.
“Awas ya, kalau berani melawan Mbak lagi.”
“Iya, deh. Janji gak akan.” Kamilia pun langsung kabur ketika Kirana melepasnya.
Ketika sudah shalat isya, Kirana mendengar HP nya berdering. Ternyata ada SMS. Dan kagetnya lagi ternyata dari Andre. Ketika melihat SMS nya, ternyata isinya itu Lagi ngapain? Kirana menelan ludah susah payah. Wajar dia belum pernah menerima SMS seperti itu dari lawan jenisnya. Dia bingung mau dibales atau enggak? Akhirnya Kirana memutuskan untuk tidak dibalas. Karena menurutnya itu tidak begitu penting.
Besoknya di kelas, Kirana menghampiri Andre. “Hey, Ndre. Maaf ya, kemarin gak dibales.” Andre kaget melihat kehadiran Kirana. Dia pun cekikikan. Kirana manyun sambil cemberut. Andre melihat Kirana langsung berhenti tertawa.
“Aduh, maaf. Bukan maksud aku ngetawain kamu.”
“Minta maaf malah diketawain, dasar.”
“Habis kamu lucu banget. Iya, baru gitu aja langsung minta maaf. Minta maafnya sungguh-sungguh lagi. Padahal SMS nya kan gak begitu penting.”
“Gak, boleh?”
“Boleh kok. Ya, baru kali ini aja ada orang yang kayak kamu.” Kirana langsung pergi.
“Tunggu Kirana, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Teriak Andre. Kirana pura-pura tidak mendengar. Andre berlari menuju Kirana.
“Kirana aku mau ngomong sama kamu, sebentar aja. Tapi gak di sini.” Kata Andre sambil memegang tangan Kirana supaya gak lari.
“Ya, udah di taman depan kantin aja ngomongnya!” Ketus Kirana.
Mereka pun pergi ke taman. Kirana duduk di kursi taman, sedangkan Andre berdiri di bawah pohon. “Emangnya kamu mau ngomong apa?” Tanya Kirana dengan suara tinggi.
“Keep calm aja Kirana manis.” Kirana semakin ilfil karena dipanggil manis.
“Ih jangan panggil aku kayak gitu. Aku bukan pacar kamu. Geli tau gak!?” bentak Kirana langsung memalingkan wajahnya.
“Oke-oke, maaf, aku gak tau kamu gak suka.” Jawab Andre berusaha agar Kirana tidak marah.
“Udah cepetan kamu mau bilang apa?” Kirana mulai gak sabaran.
“Jadi, begini, dari semenjak kamu menjadi murid baru di kelas 11 IPA 4, aku melihat ada sesuatu yang beda dari kamu dengan yang lain. Dan aku suka itu. Kamu itu polos, pendiam, pintar, sholehah, dan cantik lagi.”
“Udah cuma mau ngomong itu doang?” Tanya Kirana dingin.
“Tuh, kan kamu itu polos banget. Aku ngomong gitu aja, jawabannya gitu. Begini, kalau aku nembak kamu pasti kamu tolak. Soalnya kamu gak mau pacaran kan?”
“Iya.” Jawab Kirana singkat.
“Aku mau nanya, kamu suka gak sama aku?” Kirana langsung terkejut. Sebenarnya dia suka sama Andre semenjak Andre nolongin dia. Cuman dia takut mengatakannya. Lalu dia teringat apa yang dikatakan ibunya waktu kemarin. Yaitu, ibunya melarang dia bohong. Ya, sudah dengan beratnya dia menjawab.
“Kalau suka emang kenapa?” Andre terkejut. Dia melihat Kirana dengan tidak percaya.
“Beneran kamu suka sama aku?” Tanya Andre lagi.
“Ya, tapi aku tetap gak mau pacaran.”
“Ya, aku tau kok. Jadi, kamu maunya apa?” Tanya Andre sedikit gembira.
“Menurut aku, kita jadi sahabatan aja deh. Gampang kan?”
“Oke, aku setuju. Jadi jangan jutek terus ya, kalau kita ketemu?”
“Iyaah.” Kata Kirana lembut.
Mereka saling tersenyum dan kembali ke kelas. Dan sekarang mereka menjadi sahabat. Tapi, bukan mereka saja yang jadi sahabat, Melly dan sahabatnya Andre yaitu Ray juga menjadi sahabatan, yang katanya mereka juga saling menyukai. Sekarang pun Andre sudah berubah, dan dia sudah tidak dapat julukan PLAY BOY lagi, tapi mendapat julukan KIAI wkwkwk. Karena dia ketularan sholehnya dari Kirana. Mereka berempat pun menjadi sahabat yang terkenal kekompakkannya di SMA Cahaya Bangsa.
Cerpen Karangan: Aftina Yusliha
Facebook: Aftina Yusliha
0 komentar:
Posting Komentar