Ada satu rahasia gelap tersimpan di sudut hatiku. Sebuah rahasia yang
bahkan aku sendiri takut untuk melihatnya. Namun di dalam hati, aku
terus mencari seseorang yang bisa melihat sampai sisi tergelap dalam
diriku.
Aku mencintai seseorang secara spesial, dia bernama Mitsuo, Ashihara
Mitsuo. Dan aku bernama Ryuko, Ashihara Ryuko. Ya, sebuah kenyataan yang
pahit. Aku mencintai kakakku sendiri.
Aku tak tahu harus menyebut rasa cintaku ini sebagai sebuah kutukan
atau kebahagiaan. Aku pikir hal yang normal ketika seorang adik
menyayangi kakaknya sendiri. Namun, ketika ada orang lain yang memasuki
kehidupan nii-san, aku sadar bahwa perasaanku ini adalah sesuatu yang
tak boleh ada. Aku memutuskan untuk menyimpan perasaanku ini dalam sudut
gelap hatiku.
Tidak masalah, aku masih memiliki waktu bersama nii-san, meski sekarang aku harus membaginya bersama orang lain.
Hari ini nii-san pulang ke rumah dengan seseorang. Ku pikir nii-san akan
membawa kekasihnya untuk dikenalkan kepadaku. Dia adalah Yuuto, teman
lama nii-san yang baru kembali dari luar negeri. Mungkin hanya
perasaanku saja, tapi Yuuto memiliki senyuman yang sama dengan nii-san.
Mungkin kemiripannya pada nii-san yang membuatnya tak terlihat asing
bagiku. Untuk beberapa alasan, Yuuto akan tinggal bersama kami berdua
karena ayah dan ibu sedang berada di luar negeri sehingga tempat ini
masih cukup luas untuk kami bertiga.
Harus kuakui, kehadiran Yuuto membuat hari-hariku bersama nii-san terasa nyaman dan semakin menyenangkan.
Malam ini, tidak seperti biasanya. Nii-san mengundang seseorang untuk
diajak makan malam bersama kami bertiga. Dia adalah Nanami, kekasih
nii-san. Ditambah lagi, nii-san mengatakan sesuatu yang mengejutkan.
“Sebenarnya, aku ingin memberitahu sesuatu pada kalian berdua. Aku dan
Nanami memutuskan untuk menikah,” Nii-san berkata dengan rona wajah yang
begitu bahagia. Bagaimana mungkin aku akan menghancurkan senyuman
nii-san dengan mengatakan AKU TIDAK TERIMA! Aku putuskan untuk menahan
sakit dan mengucapkan selamat pada keduanya. Tapi…
“Mitsuo! Sepertinya kita membutuhkan makanan tambahan untuk merayakan
berita bahagia darimu. Aku dan Ryuko akan keluar sebentar untuk
membelinya,” Yuuto menarik paksa tubuhku yang tak memiliki tenaga untuk
menolak. Untuk beberapa alasan aku bersyukur karena bisa keluar dari
tempat itu. Untuk pertama kalinya, berada di dekat nii-san terasa begitu
menyakitkan.
Beberapa menit kemudian, aku baru sadar kalau Yuuto tidak mengajakku
membeli makanan. Kami berhenti di sebuah taman kecil yang lebih mirip
lapangan salju.
“Kau bisa menangis sekarang,” Yuuto berkata dengan lembut. Membuat
seluruh tubuhku bergetar karena menahan air mata yang ku tahan sedari
tadi.
“Apa maksudmu, Yuuto-san? Kenapa aku harus mena-”
Ucapanku terhenti seketika. Ekspresi apa itu? Kenapa Yuuto menatapku
dengan tatapan seperti itu? Kenapa ia terlihat lebih sedih daripada aku?
“Pasti menyakitkan ketika kau harus menyerah pada keadaan. Perasaanmu
pada Mitsuo, aku yakin kau sudah memendamnya begitu lama. Meski dia
adalah kakakmu sendiri,” Yuuto menarikku ke dalam pelukannya dan
membelai rambutku perlahan.
“Hentikan, Yuuto-san, aku tidak boleh menangis,” ucapku dengan suara bergetar.
“Kalau begitu biarkan aku menangis untukmu,” ucap Yuuto lembut. Ia
mempererat pelukannya padaku hingga membuatku tenggelam dalam kehangatan
Yuuto. Membuatku lupa untuk menahan air mataku yang kubendung sedari
tadi.
Aku tak mengerti. Kenapa ada orang yang menangis untukku padahal aku hanya mengenalnya selama beberapa minggu?
Aku tak pernah menangis di depan orang lain sebelumnya, bahkan di depan
nii-san sekalipun. Jadi ini pertama kalinya aku menangis di depan orang
lain.
Aku sangat yakin bahwa perasaan terlarangku pada nii-san sudah
kusembunyikan dengan sangat rapat. Tak ada satu pun orang yang tahu.
Tapi Yuuto, seseorang yang baru ku kenal selama beberapa minggu, bisa
melihatnya. Ya, ia bisa melihat sampai ke sisi gelap hatiku.
Saat itulah aku tersadar, bahwa Yuuto lah orangnya. Orang yang selama ini ku tunggu.
Bahwa dia adalah orang pertama yang mampu melihat jauh ke dalam diriku.
Bahwa dia adalah orang pertama yang menangis untukku.
Bahwa dia adalah cahaya untuk menerangi hatiku.
Bahwa Yuuto adalah laki-laki yang ditakdirkan untukku.
Cerpen Karangan: Uchiha Ryuko
Blog: http://uchiharyuko.blogspot.com
Selasa, 01 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar