Rabu, 25 Juni 2014

 01.44      , ,    No comments



Jills berusaha mempercepat laju larinya, sementara itu Bangun pun berusaha melakukan
hal yang sama. Sesekali tawa mereka berdua terdengar memecah udara pagi yang cerah. “ hei, Jills… udah deh nyerah aja.. kamu gak bakalan menang deh…!” seru Bangun disela sela nafasnya yang memburu. “ gak! Gua gak bakalan kalah..! masak gua kalah ama loe? Ntar apa kata dunia?” sambung Jills sewot. “ha ha.. udah nyerah aja…loe gak bakalan menang lawan gua..! pokoknya siapa yang bisa sampai di stasiun duluan boleh dapat sunnya Meiske…!” teriak Bangun kencang seraya berlari laksana terbang. “ hueey, ngun! Apaan tuh? Gak bisa gitu donk! Meis kan pacar aku….! Mana bisa dijadiin taruhan…! Hei monyong ! tunggu…!” teriak Jills seraya berusaha meningkatkan kecepatan larinya. 
Jills dan Bangun adalah sepasang sahabat karib, mereka berdua sudah menjadi teman baik semenjak kecil. Jadi tidaklah mengherankan jika mereka sangat akrab, pendeknya dimana ada Jills pasti disitu ada Bangun begitu juga sebaliknya. Saat mereka beranjak dewasa, karena mereka memiliki banyak sifat yang sama, mereka bahkan jatuh cinta pada gadis yang sama. Meiske memang merupakan gadis yang sempurna, baik fisik maupun sifat. Sehingga tidak heran jika kedua sahabat ini menaruh hati kepadanya, walaupun pada akhirnya Meiske menjatuhkan pilihannya kepada Jills, tapi itu tidak membuat persahabatan mereka menjadi renggang, Bangun adalah sosok pemuda yang pengertian. Dia bisa menerima kenyataan dan mendukung pilihan sahabatnya tersebut. 
Sebulan yang lalu perjanjian antara Indonesia dan Malaysia yang dilakukan di Bandar sri Begawan Brunei ternoda. Kesepakatan yang menyebutkan bahwa perairan ambalat adalah hak mutlak dari Negara kesatuan Indonesia telah diingkari secara sepihak oleh Malaysia. Malaysia telah menurunkan armada tempurnya secara besar besaran, tidak hanya sampai disitu, Malaysia rupanya benar benar berniat menginvasi Indonesia dengan cara menduduki daerah daerah perbatasan yang dianggap strategis yang notabene adalah milik Indonesia. indonesia tidak tinggal diam, merasa kedaulatannya terancam, Indonesia pun menurunkan putra putri terbaiknya ke medan laga dan Jills dan Bangun adalah salah satunya. Jills dan Bangun baru saja menyelesaikan sekolah penerbang kala konflik antara Indonesia dan Malaysia pecah, saat pertempuran meletus di tarakan, Jills dan Bangun langsung mendapat surat tugas dan surat perintah untuk bergabung dengan divisi satu angkatan udara yang berpusat di balikpapan. Dan hari ini adalah hari perpisahan mereka dengan kampung halaman mereka, perpisahan dengan orang orang yang mereka sayangi, dan perpisahan dengan… Meiske.
Hari itu suasana di stasiun kereta api sangat ramai, dan diantara kerumunan orang yang lalu lalang terlihat sosok seorang gadis. Wajahnya selalu terlihat tertunduk. Sesekali terlihat bening menetes diantara kedua pipinya. Wajah gadis itu sedikit terangkat kala di kejauhan dilihatnya sepasang pemuda yang berseragam  perwira angkatan udara sedang berkejaran, Senyumnya langsung terkembang. “dasar….” Gadis itu berujar pelan sambil berusaha menyeka berkas air matanya. “dari mana aja sih..! aku udah nunggu lama juga..!” bentak Meiske mengagetkan hampir setengah pengunjung stasiun. Jills dan Bangun yang masih ngos ngosan langsung nyengir. “wah Jills, gua ngaku kalah deh…jahat banget cewek loe! Udah mau pergi masih dibentak juga…!” seloroh Bangun sambil berusaha mengatur nafasnya. “iya nich…kok marah marah mulu… sayang lagi dapet yach? “sambung Jills yang langsung dibalas pelototan mata oleh Meiske “ dapat…dapat..nich dapat!” ujar Meiske sambil menjitak keras kepala Jills yang tentunya membuat Jills berteriak kesakitan “adaaauuuw…sakit banget nich sayang…tega banget sich..” Jills hendak melanjutkan omelannya tapi akhirnya diurungkannya kala dilihat kedua mata Meiske berkaca kaca. “sayang..? kamu…kenapa..?” Tanya Jills pelan. dia benar benar tidak mengerti perubahan yang dialami oleh kekasihnya itu. Sementara itu Meiske bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Jills, air matanya semakin deras mengalir. lalu tanpa dapat dibendung lagi ditumpahkannya semua air matanya di dada bidang lelaki itu. “ Jills…aku..aku tidak ingin kau pergi….aku takut Jills..aku tidak ingin kehilangan mu….” Isak Meiske dipelukan lelaki itu. Sementara itu Jills pun tidak kuasa untuk berbicara… yang bisa dilakukannya hanyalah membelai rambut orang yang disayangnya tersebut dengan perlahan. Sementara itu Bangun yang ada disitu  hanya bisa tersenyum kecil, dan berjalan menjauh berusaha memberikan waktu kepada pasangan itu untuk melepaskan rasa sayang mereka tuk yang terakhir kali. Setelah sekian lama terdiam akhirnya dengan perlahan Jills mengeluarkan setangkai bunga mawar dari ranselnya.” Meis.. aku gak punya apa apa buat kamu… aku hanya punya bunga mawar merah ini….” Ucap Jills pelan. Sementara itu Meiske yang melihat kuntum mawar tersebut tidak dapat lagi menahan senyumnya. Jills yang melihat senyuman Meiske menghela napasnya. “ kamu gak suka yach..?” ujarnya memelas. Meiske langsung menggelengkan kepalanya “ bukan…bukan begitu…yang buat aku ngerasa lucu adalah ….” Sahut Meiske mengeluarkan sesuatu dari tasnya. “ aku juga hanya punya ini buat kamu…”sambung Meiske sambil mengeluarkan kuntum mawar yang juga serupa. Melihat kedua mawar tersebut kedua anak manusia yang saling mengasihi tersebut tidak lagi dapat menahan geli, tawa renyah akhirnya terdengar dari mulut keduanya. Beberapa saat kemudian Tawa mereka terhenti oleh suara pluit masinis, dari seberang rel terlihat Bangun memberikan tanda kepada Jills untuk menyusulnya ke dalam gerbong kereta. Jills memalingkan wajahnya ditatapnya wajah Meiske. Wajah manis tersebut terlihat mulai berlinang air mata. “meis sayang….aku aku sunguh berat meninggalkanmu aku tahu kau pun begitu… tapi aku janji, selama mawar ini selalu merah aku akan datang….aku janji aku akan kembali apapun yang terjadi..! Meiske aku mencintaimu…. berjanjilah… kau akan menungguku…” Jills berujar sambil mengecup kening gadis itu.” Aku janji Jills….aku janji…aku akan menunggumu……”ucap Meiske di tengah isakannya. Sementara itu kereta telah mulai berjalan. Jills memberikan kecupannya yang terakhir di bibir gadis tersebut, kedua tangan gadis tersebut mendekap erat kedua tangan Jills seolah tidak rela dengan kepergiannya.” Aku..aku harus pergi sayang….” Ucap Jills sambil berusaha menenangkan gadis itu. Sementara itu Meiske hanya bisa menggelengkan kepalanya tapi akhirnya dengan berat hati dilepaskannya genggamannya dari tangan Jills. ”Berjanjilah Jills…kau akan kembali….!” Teriak Meiske dari sisi kereta. Sementara itu Jills yang berdiri di pintu kereta tersenyum sambil menitikan air mata “ aku janji meis… aku akan kembali…! ”teriaknya kencang. Sementara itu kereta telah bergerak perlahan meninggalkan stasiun tersebut. Meninggalkan kepedihan di antara dua hati yang saling mencinta.
 Deru roket pesawat tempur terdengar merobek angkasa. Suasana langit kota tarakan terlihat benderang dengan roket roket yang berseliweran, sementara itu disalah satu sisi langit kota tarakan terlihat sebuah pesawat tempur fighting falcon sedang dikejar oleh beberapa pesawat mirage milik angkatan udara diraja Malaysia “ kalian pikir kalian bisa mengalahkan aku..? kalian salah..!” seru pilot pesawat tersebut yang bukan lain Jills adanya. Secepat kilat diputarnya kendali pesawat sedemikian rupa sehingga pesawat tempur yang dinaikinya melakukan manuver terbalik, dalam kondisi tersebut Jills berhasil mengunci salah satu pesawat musuh dan…”dead you..!” Jills berteriak kencang saat salah satu roket yang di tembakannya berhasil menjatuhkan salah satu pesawat musuh. Tapi kegembiraanya hanya berlangsung sekejap. Dari arah belakangnya muncul tiga pesawat stealth yang berhasil mengunci posisinya.” Shit…!” Jills memaki keras kala dilihatnya di radar ada setidaknya setengah lusin roket yang mengejar pesawatnya! Dengan lincahnya dikemudikannya pesawat tempur miliknya diantara pesawat lawan Strategi miliknya berhasil. dua dari enam roket yang mengejarnya berhasil menghantam pesawat lawan tapi sisanya tetap melaju hendak melumatkan pesawat tempurnya! Jills mulai panik, kala dilihatnya bahwa dia sudah tidak memiliki roket lagi, kecemasannya kian menjadi. Sedetik lagi roket roket itu akan menghantam dirinya, dari radio komunikator didengarnya suara yang sangat dikenalnya “Jills..! split down..!” mendengar suara itu mata Jills langsung berbinar. sedetik sebelum roket roket tersebut meluluhlantakan pesawatnya, Jills melakukan gerakan split down  manuver, dan dari arah depan pesawatnya secara tiba tiba muncul sebuah pesawat fighting falcon lainnya yang langsung menembakan rudal rapid fire kearah roket roket yang mengejar Jills. “Bangun..! you are the best..!” Jills berteriak kencang kala melihat rudal yang ditembakan Bangun mampu menghalau roket roket milik tentara diraja Malaysia. “always gitu kan..?” balas suara dari seberang komunikator.” Belum sempat Jills membalas gurauan dari Bangun, tiba tiba dari komunikator Bangun berteriak kencang. “Jills gua kena…!” teriak Bangun. “what..? ngun bertahanlah…!” balas Jills kencang. Tapi dirinya terperanjat kala dilihatnya ada dua pesawat tentara diraja Malaysia  berhasil mengunci posisinya. Jills benar benar terperanjat. dia benar benar kehabisan akal, dia harus menolong sahabatnya namun satu rudal pun tak dimilikinya lagi, disisi lain ada dua pesawat yang telah mengunci posisinya dan berusaha untuk menjatuhkannya. “Jills….ini aku, dengarkan.. sampai kapanpun aku adalah sahabatmu… kau harus bahagiakan Meiske… kau berhutang padaku! kau harus menepatinya..!” suara Bangun terdengar bergetar dari komunikator. “ngun, apa maksudmu..? jangan berpikir yang macam macam..!” bentak Jills. Namun Bangun tidak membalas. Jills terperanjat kala dilihatnya pesawat Bangun yang telah dilamun kobaran asap melewati pesawatnya dan menyongsong dua pesawat musuh yang mengunci posisinya. “Bangun jangan….!” Teriak Jills kencang saat melihat Bangun mengacungkan jempol kearahnya.” Jaga Meiske baik baik  Jills… bahagiakan dia… aku akan selalu mendoakan kalian….”ujar Bangun pelan dari seberang komunikator. “Banguuun… jangan…!” Jills berteriak kencang kala dilihatnya pesawat yang ditumpangi sahabatnya itu meluncur deras kearah pesawat musuh. “hidup NKRI!” teriak Bangun kencang sebelum pesawat yang dikemudikannya meledak menghantam pesawat lawan “ Bangun….!” Sentak Jills sekuatnya. Belum sempat hilang rasa terkejutnya, Jills terperanjat kala salah satu bagian dari pesawat musuh yang meledak terbang dan menghantam telak lambung pesawatnya sebelah belakang. tanpa ampun lagi pesawat yang dikemudikan oleh Jills oleng dan jatuh menghempas bumi. ”maafkan aku…… Meiskeee!” teriakan Jills melengking merobek angkasa. 

 Meiske tersentak dari tidurnya, keringat sebesar jagung membasahi tubuhnya. Dengan nafas memburu Meiske menutup wajahnya dengan kedua tangannya. “Jills….” Meiske mendesah pelan. Wajahnya  memancarkan kekhawatiran. Didalam mimpi dilihatnya Jills terjatuh didalam jurang hitam yang amat dalam. Tubuhnya penuh luka dan darah, dan dilihatnya tangan Jills menggenggam erat sekuntum mawar yang telah layu dan pucat. Mengingat hal itu Meiske tersentak, secepatnya diambilnya tas yang berisi kuntum mawar pemberian Jills. saat dibukanya tas tersebut, matanya membeliak besar. Dilihatnya mawar yang diberikan Jills telah berubah sesuai dengan mimpinya. Telah berubah menjadi layu dan putih pucat tidak lagi kemerahan. “tidak Jills…tidak..! kamu sudah janji akan kembali! Kamu tidak boleh tinggalkan aku… kamu harus penuhi janjimu…!” Meiske berteriak histeris. digelengkan kepalanya tuk menahan air mata yang telah memberkas, tapi itu percuma. Air matanya sudah terlanjur keluar. Meiske benar benar terpukul melihat mawar itu. “aku harus lakukan sesuatu… harus..!” ucap Meiske seolah kehilangan kesadarannya. Meiske bangkit dari duduknya dan bergerak sempoyongan kearah laci meja riasnya. Setelah beberapa saat mencari akhirnya Meiske mengambil jarum jahit yang tersimpan dilacinya dan… Meiske akhirnya menusukan  jarum tersebut kearah jemarinya! perlahan darah merembes dari luka dijarinya, Meiske menggigit bibirnya menahan sakit yang mendera jemarinya. Kemudian perlahan diarahkannya jarinya yang terluka kearah kuntum mawar yang telah layu tersebut. Perlahan namun pasti tetesan darah dan tetesan air mata yang menetes di kelopak bunga  mawar tersebut membuat warna bunga yang sudah pucat tersebut kembali berubah merah. Setelah warna mawar tersebut memerah, Meiske pun jatuh bersimpuh dilantai dipegangnya tangannya yang telah mulai berhenti mengucurkan darah. Bibirnya terus berucap. ”Jills tepati janjimu.! aku menunggumu…!”

Jills membuka matanya, seluruh tubuhnya terasa sakit. Disekanya darah yang merembes dari bibirnya. Sesaat kemudian Jills terbatuk keras, darah merembes membasahi ruangan kokpit. Nafasnya terengah. “Meiske…maafkan aku.. aku aku…sudah tidak kuat…” Jills berujar lirih. Kala ditutup matanya terbayang wajah Meiske yang berlinang air mata.” Kau sudah janji Jills…kau sudah janji..! demi mawar yang kau berikan, kau sudah janji…! tepati janjimu..!” suara Meiske terdengar mengiang di telinganya. ”Meiske…” ucap Jills pelan. Diraihnya handle laci kokpit. Matanya membesar kala dilihatnya kuntum mawar yang tergeletak disana bersemi berwarna merah dan memancarkan wangi yang semerbak! “astaga ….ini.. mustahil!” Jills berujar keras. Jills benar benar tidak habis pikir bagaimana sekuntum mawar yang telah sebulan layu bisa menjadi mekar kembali dan memancarkan wangi yang semerbak hanya dalam waktu semalam!  melihat mawar itu air mata Jills menetes, dia teringat janjinya pada Meiske. “aku harus kuat…aku harus pulang.. aku sudah janji pada Meiske, aku harus menepatinya…” Bagaikan mendapat kan kekuatan baru, Jills berusaha bangkit. Tidak dipedulikannya tubuhnya yang terasa sakit, satu hal yang diketahuinya dan diinginkannya adalah memenuhi janjinya kepada orang yang disayanginya.

 Tiga bulan telah berlalu sejak Meiske mengalami mimpi tersebut. Sejak hari itu setiap hari Meiske hanya mengunci diri dikamarnya. Tubuhnya menjadi kurus akibat kurang makan dan akibat seringnya Meiske mencurahkan darahnya ke kuntum mawar pemberian Jills. Ibu Meiske yang melihat tingkah anaknya jelas saja merasa sedih. Segala cara dicobanya untuk mengembalikan keceriaan putrinya namun semuanya tidak mendatangkan hasil yang menggembirakan. 
Pagi itu udara sangatlah dingin. Kabut terlihat menggantung diatas permukaan tanah. Dari seberang jendela terlihat seorang gadis menatap nanar dikejauhan. Pagi itu tidak seperti biasanya Meiske Bangun lebih awal. Setelah meneteskan darahnya untuk yang kesekian kalinya kearah kuntum mawar pemberian Jills, gadis tersebut memilih untuk duduk merenung di pinggiran jendela rumahnya. Kembali teringat saat saat indah yang dilaluinya bersama sama dengan Jills. keceriaan, senda gurau dan canda tawa Jills, semua kenangan itu tergambar jelas di benaknya. Perlahan bening kembali mengalir dari sudut matanya. Meiske tersadar kala didengarnya suara lonceng gereja berbunyi dikejauhan. Disekanya air matanya perlahan, suara lonceng tersebut terdengar sangat indah ditelinganya. Benar benar menenangkan hati. Secara tak sengaja Meiske melihat sekilas ke luar jendela,  Meiske terperanjat kala menyadari  ada seseorang yang berdiri di luar rumahnya. saat itu udara sangat mendung dan berkabut, sehingga sosok orang yang berdiri didepan rumahnya terlihat agak samar. Meiske mengucak matanya berulangkali berusaha untuk menjernihkan pandangannya. Saat lonceng gereja berbunyi untuk yang ketiga kalinya, keajaiban pun terjadi. Langit sontak berubah cerah, awan mendung perlahan menjauh, kabut pun perlahan sirna. Yang tinggal hanyalah sinar hangat mentari pagi yang menimpa tubuh orang yang berdiri didepan rumahnya. Lelaki tersebut perlahan mengangkat wajahnya. Kondisi lelaki tersebut sangat memprihatinkan. Janggut tebal dan kumis lebat tumbuh tak terpelihara. Perban putih terlihat menutupi dahi dan sebagian lengannya,  sementara itu terlihat sebilah tongkat menyanggah tubuhnya. Walaupun keadaannya sangat mengenaskan, namun senyum kebahagiaan terlukis indah dibibirnya. Sementara itu dari balik jendela  Meiske tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. matanya membesar, sementara itu kedua tangannya menutup mulutnya yang terbuka. “ji….Jills…? “serunya tak percaya. Sementara itu lelaki tersebut hanya menyunggingkan senyum kecilnya. Perlahan dimasukannya tangannya kebalik kemejanya, saat tangan tersebut keluar tampak sekuntum mawar merah tergenggam di tangannya. “Meiske sayang….. aku…aku… kembali..! “ ujar lelaki yang tidak lain Jills adanya. Tak terlukiskan apa yang terjadi dalam diri Meiske. gejolak jiwanya meledak saat itu juga! 
Meiske berlari dengan kencang, tidak dipedulikannya keadaannya yang masih memakai baju tidur. Yang dirasakannya hanyalah bahwa dia harus keluar dari rumah sekarang juga! Meiske membuka pintu rumahnya dengan cepat dan untuk sesaat kemudian terdiam mematung disana… air mata perlahan kembali menetes di pipinya. “Jills…..aku….aku…” Meiske tidak dapat lagi mengucapkan kata. Saat dilihatnya Jills merentangkan sebelah tangannya, Meiske pun tidak memperdulikan keadaannya lagi. Meiske berlari sekencangnya untuk memeluk lelaki tersebut. Akhirnya dibarengi dengan tangisan keduanya, Meiske dan Jills melepaskan rindu yang selama ini tertahan. Meiske memeluk tubuh lelaki itu erat, air matanya merembes demikian derasnya di seragam lelaki itu. Demikian juga dengan Jills, air mata yang meleleh dipipinya disekanya di sela sela rambut gadis itu. Setelah beberapa saat  akhirnya Jills melepaskan pelukannya. Ditatapnya wajah sendu gadis itu. “terimakasih sayang… mawarmu telah selamatkan aku… mawarmu telah menjagaku… kini ijinkan aku dan mawar ini yang menjagamu selamanya…” ucap Jills mesra. sambil berucap Jills menyematkan mawar tersebut ke belahan rambut gadis itu. Sementara gadis itu hanya dapat terisak manja. Disekanya air matanya perlahan, kuncup kuncup mawar telah bersemi didalam hatinya. sementara itu jauh diatas sana… senyum seorang sahabat menyertai kebahagian Jills dan Meiske…. .

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Kirim Cerita