Jills berusaha mempercepat laju larinya,
sementara itu Bangun pun berusaha melakukan
hal yang sama. Sesekali tawa mereka berdua terdengar memecah udara pagi yang cerah. “ hei, Jills… udah deh nyerah aja.. kamu gak bakalan menang deh…!” seru Bangun disela sela nafasnya yang memburu. “ gak! Gua gak bakalan kalah..! masak gua kalah ama loe? Ntar apa kata dunia?” sambung Jills sewot. “ha ha.. udah nyerah aja…loe gak bakalan menang lawan gua..! pokoknya siapa yang bisa sampai di stasiun duluan boleh dapat sunnya Meiske…!” teriak Bangun kencang seraya berlari laksana terbang. “ hueey, ngun! Apaan tuh? Gak bisa gitu donk! Meis kan pacar aku….! Mana bisa dijadiin taruhan…! Hei monyong ! tunggu…!” teriak Jills seraya berusaha meningkatkan kecepatan larinya.
hal yang sama. Sesekali tawa mereka berdua terdengar memecah udara pagi yang cerah. “ hei, Jills… udah deh nyerah aja.. kamu gak bakalan menang deh…!” seru Bangun disela sela nafasnya yang memburu. “ gak! Gua gak bakalan kalah..! masak gua kalah ama loe? Ntar apa kata dunia?” sambung Jills sewot. “ha ha.. udah nyerah aja…loe gak bakalan menang lawan gua..! pokoknya siapa yang bisa sampai di stasiun duluan boleh dapat sunnya Meiske…!” teriak Bangun kencang seraya berlari laksana terbang. “ hueey, ngun! Apaan tuh? Gak bisa gitu donk! Meis kan pacar aku….! Mana bisa dijadiin taruhan…! Hei monyong ! tunggu…!” teriak Jills seraya berusaha meningkatkan kecepatan larinya.
Jills dan
Bangun adalah sepasang sahabat karib, mereka berdua sudah menjadi teman baik
semenjak kecil. Jadi tidaklah mengherankan jika mereka sangat akrab, pendeknya
dimana ada Jills pasti disitu ada Bangun begitu juga sebaliknya. Saat mereka
beranjak dewasa, karena mereka memiliki banyak sifat yang sama, mereka bahkan
jatuh cinta pada gadis yang sama. Meiske memang merupakan gadis yang sempurna,
baik fisik maupun sifat. Sehingga tidak heran jika kedua sahabat ini menaruh
hati kepadanya, walaupun pada akhirnya Meiske menjatuhkan pilihannya kepada
Jills, tapi itu tidak membuat persahabatan mereka menjadi renggang, Bangun
adalah sosok pemuda yang pengertian. Dia bisa menerima kenyataan dan mendukung
pilihan sahabatnya tersebut.
Sebulan yang lalu perjanjian antara Indonesia dan Malaysia
yang dilakukan di Bandar sri Begawan Brunei ternoda. Kesepakatan yang
menyebutkan bahwa perairan ambalat adalah hak mutlak dari Negara kesatuan
Indonesia telah diingkari secara sepihak oleh Malaysia. Malaysia telah
menurunkan armada tempurnya secara besar besaran, tidak hanya sampai disitu,
Malaysia rupanya benar benar berniat menginvasi Indonesia dengan cara menduduki
daerah daerah perbatasan yang dianggap strategis yang notabene adalah milik
Indonesia. indonesia tidak tinggal diam, merasa kedaulatannya terancam,
Indonesia pun menurunkan putra putri terbaiknya ke medan laga dan Jills dan
Bangun adalah salah satunya. Jills dan Bangun baru saja menyelesaikan sekolah
penerbang kala konflik antara Indonesia dan Malaysia pecah, saat pertempuran
meletus di tarakan, Jills dan Bangun langsung mendapat surat tugas dan surat
perintah untuk bergabung dengan divisi satu angkatan udara yang berpusat di
balikpapan. Dan hari ini adalah hari perpisahan mereka dengan kampung halaman
mereka, perpisahan dengan orang orang yang mereka sayangi, dan perpisahan
dengan… Meiske.
Hari itu suasana di stasiun kereta api sangat ramai, dan
diantara kerumunan orang yang lalu lalang terlihat sosok seorang gadis.
Wajahnya selalu terlihat tertunduk. Sesekali terlihat bening menetes diantara
kedua pipinya. Wajah gadis itu sedikit terangkat kala di kejauhan dilihatnya
sepasang pemuda yang berseragam perwira
angkatan udara sedang berkejaran, Senyumnya langsung terkembang. “dasar….” Gadis
itu berujar pelan sambil berusaha menyeka berkas air matanya. “dari mana aja
sih..! aku udah nunggu lama juga..!” bentak Meiske mengagetkan hampir setengah
pengunjung stasiun. Jills dan Bangun yang masih ngos ngosan langsung nyengir.
“wah Jills, gua ngaku kalah deh…jahat banget cewek loe! Udah mau pergi masih
dibentak juga…!” seloroh Bangun sambil berusaha mengatur nafasnya. “iya
nich…kok marah marah mulu… sayang lagi dapet yach? “sambung Jills yang langsung
dibalas pelototan mata oleh Meiske “ dapat…dapat..nich dapat!” ujar Meiske
sambil menjitak keras kepala Jills yang tentunya membuat Jills berteriak
kesakitan “adaaauuuw…sakit banget nich sayang…tega banget sich..” Jills hendak
melanjutkan omelannya tapi akhirnya diurungkannya kala dilihat kedua mata
Meiske berkaca kaca. “sayang..? kamu…kenapa..?” Tanya Jills pelan. dia benar
benar tidak mengerti perubahan yang dialami oleh kekasihnya itu. Sementara itu
Meiske bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Jills, air matanya
semakin deras mengalir. lalu tanpa dapat dibendung lagi ditumpahkannya semua
air matanya di dada bidang lelaki itu. “ Jills…aku..aku tidak ingin kau
pergi….aku takut Jills..aku tidak ingin kehilangan mu….” Isak Meiske dipelukan
lelaki itu. Sementara itu Jills pun tidak kuasa untuk berbicara… yang bisa
dilakukannya hanyalah membelai rambut orang yang disayangnya tersebut dengan
perlahan. Sementara itu Bangun yang ada disitu
hanya bisa tersenyum kecil, dan berjalan menjauh berusaha memberikan
waktu kepada pasangan itu untuk melepaskan rasa sayang mereka tuk yang terakhir
kali. Setelah sekian lama terdiam akhirnya dengan perlahan Jills mengeluarkan
setangkai bunga mawar dari ranselnya.” Meis.. aku gak punya apa apa buat kamu…
aku hanya punya bunga mawar merah ini….” Ucap Jills pelan. Sementara itu Meiske
yang melihat kuntum mawar tersebut tidak dapat lagi menahan senyumnya. Jills
yang melihat senyuman Meiske menghela napasnya. “ kamu gak suka yach..?”
ujarnya memelas. Meiske langsung menggelengkan kepalanya “ bukan…bukan
begitu…yang buat aku ngerasa lucu adalah ….” Sahut Meiske mengeluarkan sesuatu
dari tasnya. “ aku juga hanya punya ini buat kamu…”sambung Meiske sambil
mengeluarkan kuntum mawar yang juga serupa. Melihat kedua mawar tersebut kedua
anak manusia yang saling mengasihi tersebut tidak lagi dapat menahan geli, tawa
renyah akhirnya terdengar dari mulut keduanya. Beberapa saat kemudian Tawa
mereka terhenti oleh suara pluit masinis, dari seberang rel terlihat Bangun
memberikan tanda kepada Jills untuk menyusulnya ke dalam gerbong kereta. Jills
memalingkan wajahnya ditatapnya wajah Meiske. Wajah manis tersebut terlihat
mulai berlinang air mata. “meis sayang….aku aku sunguh berat meninggalkanmu aku
tahu kau pun begitu… tapi aku janji, selama mawar ini selalu merah aku akan
datang….aku janji aku akan kembali apapun yang terjadi..! Meiske aku
mencintaimu…. berjanjilah… kau akan menungguku…” Jills berujar sambil mengecup
kening gadis itu.” Aku janji Jills….aku janji…aku akan menunggumu……”ucap Meiske
di tengah isakannya. Sementara itu kereta telah mulai berjalan. Jills memberikan
kecupannya yang terakhir di bibir gadis tersebut, kedua tangan gadis tersebut
mendekap erat kedua tangan Jills seolah tidak rela dengan kepergiannya.”
Aku..aku harus pergi sayang….” Ucap Jills sambil berusaha menenangkan gadis
itu. Sementara itu Meiske hanya bisa menggelengkan kepalanya tapi akhirnya
dengan berat hati dilepaskannya genggamannya dari tangan Jills. ”Berjanjilah
Jills…kau akan kembali….!” Teriak Meiske dari sisi kereta. Sementara itu Jills
yang berdiri di pintu kereta tersenyum sambil menitikan air mata “ aku janji
meis… aku akan kembali…! ”teriaknya kencang. Sementara itu kereta telah
bergerak perlahan meninggalkan stasiun tersebut. Meninggalkan kepedihan di
antara dua hati yang saling mencinta.
Deru roket pesawat tempur terdengar merobek
angkasa. Suasana langit kota tarakan terlihat benderang dengan roket roket yang
berseliweran, sementara itu disalah satu sisi langit kota tarakan terlihat
sebuah pesawat tempur fighting falcon sedang dikejar oleh beberapa pesawat
mirage milik angkatan udara diraja Malaysia “ kalian pikir kalian bisa
mengalahkan aku..? kalian salah..!” seru pilot pesawat tersebut yang bukan lain
Jills adanya. Secepat kilat diputarnya kendali pesawat sedemikian rupa sehingga
pesawat tempur yang dinaikinya melakukan manuver terbalik, dalam kondisi
tersebut Jills berhasil mengunci salah satu pesawat musuh dan…”dead you..!”
Jills berteriak kencang saat salah satu roket yang di tembakannya berhasil
menjatuhkan salah satu pesawat musuh. Tapi kegembiraanya hanya berlangsung sekejap.
Dari arah belakangnya muncul tiga pesawat stealth yang berhasil mengunci
posisinya.” Shit…!” Jills memaki keras kala dilihatnya di radar ada setidaknya
setengah lusin roket yang mengejar pesawatnya! Dengan lincahnya dikemudikannya
pesawat tempur miliknya diantara pesawat lawan Strategi miliknya berhasil. dua
dari enam roket yang mengejarnya berhasil menghantam pesawat lawan tapi sisanya
tetap melaju hendak melumatkan pesawat tempurnya! Jills mulai panik, kala
dilihatnya bahwa dia sudah tidak memiliki roket lagi, kecemasannya kian
menjadi. Sedetik lagi roket roket itu akan menghantam dirinya, dari radio
komunikator didengarnya suara yang sangat dikenalnya “Jills..! split down..!”
mendengar suara itu mata Jills langsung berbinar. sedetik sebelum roket roket
tersebut meluluhlantakan pesawatnya, Jills melakukan gerakan split down manuver, dan dari arah depan pesawatnya
secara tiba tiba muncul sebuah pesawat fighting falcon lainnya yang langsung
menembakan rudal rapid fire kearah roket roket yang mengejar Jills. “Bangun..!
you are the best..!” Jills berteriak kencang kala melihat rudal yang ditembakan
Bangun mampu menghalau roket roket milik tentara diraja Malaysia. “always gitu
kan..?” balas suara dari seberang komunikator.” Belum sempat Jills membalas
gurauan dari Bangun, tiba tiba dari komunikator Bangun berteriak kencang.
“Jills gua kena…!” teriak Bangun. “what..? ngun bertahanlah…!” balas Jills
kencang. Tapi dirinya terperanjat kala dilihatnya ada dua pesawat tentara
diraja Malaysia berhasil mengunci posisinya.
Jills benar benar terperanjat. dia benar benar kehabisan akal, dia harus
menolong sahabatnya namun satu rudal pun tak dimilikinya lagi, disisi lain ada
dua pesawat yang telah mengunci posisinya dan berusaha untuk menjatuhkannya.
“Jills….ini aku, dengarkan.. sampai kapanpun aku adalah sahabatmu… kau harus
bahagiakan Meiske… kau berhutang padaku! kau harus menepatinya..!” suara Bangun
terdengar bergetar dari komunikator. “ngun, apa maksudmu..? jangan berpikir
yang macam macam..!” bentak Jills. Namun Bangun tidak membalas. Jills
terperanjat kala dilihatnya pesawat Bangun yang telah dilamun kobaran asap
melewati pesawatnya dan menyongsong dua pesawat musuh yang mengunci posisinya.
“Bangun jangan….!” Teriak Jills kencang saat melihat Bangun mengacungkan jempol
kearahnya.” Jaga Meiske baik baik Jills…
bahagiakan dia… aku akan selalu mendoakan kalian….”ujar Bangun pelan dari
seberang komunikator. “Banguuun… jangan…!” Jills berteriak kencang kala
dilihatnya pesawat yang ditumpangi sahabatnya itu meluncur deras kearah pesawat
musuh. “hidup NKRI!” teriak Bangun kencang sebelum pesawat yang dikemudikannya
meledak menghantam pesawat lawan “ Bangun….!” Sentak Jills sekuatnya. Belum
sempat hilang rasa terkejutnya, Jills terperanjat kala salah satu bagian dari
pesawat musuh yang meledak terbang dan menghantam telak lambung pesawatnya
sebelah belakang. tanpa ampun lagi pesawat yang dikemudikan oleh Jills oleng
dan jatuh menghempas bumi. ”maafkan aku…… Meiskeee!” teriakan Jills melengking
merobek angkasa.
Meiske tersentak dari tidurnya, keringat
sebesar jagung membasahi tubuhnya. Dengan nafas memburu Meiske menutup wajahnya
dengan kedua tangannya. “Jills….” Meiske mendesah pelan. Wajahnya memancarkan kekhawatiran. Didalam mimpi
dilihatnya Jills terjatuh didalam jurang hitam yang amat dalam. Tubuhnya penuh
luka dan darah, dan dilihatnya tangan Jills menggenggam erat sekuntum mawar
yang telah layu dan pucat. Mengingat hal itu Meiske tersentak, secepatnya
diambilnya tas yang berisi kuntum mawar pemberian Jills. saat dibukanya tas
tersebut, matanya membeliak besar. Dilihatnya mawar yang diberikan Jills telah
berubah sesuai dengan mimpinya. Telah berubah menjadi layu dan putih pucat
tidak lagi kemerahan. “tidak Jills…tidak..! kamu sudah janji akan kembali! Kamu
tidak boleh tinggalkan aku… kamu harus penuhi janjimu…!” Meiske berteriak
histeris. digelengkan kepalanya tuk menahan air mata yang telah memberkas, tapi
itu percuma. Air matanya sudah terlanjur keluar. Meiske benar benar terpukul
melihat mawar itu. “aku harus lakukan sesuatu… harus..!” ucap Meiske seolah
kehilangan kesadarannya. Meiske bangkit dari duduknya dan bergerak sempoyongan
kearah laci meja riasnya. Setelah beberapa saat mencari akhirnya Meiske
mengambil jarum jahit yang tersimpan dilacinya dan… Meiske akhirnya
menusukan jarum tersebut kearah
jemarinya! perlahan darah merembes dari luka dijarinya, Meiske menggigit
bibirnya menahan sakit yang mendera jemarinya. Kemudian perlahan diarahkannya
jarinya yang terluka kearah kuntum mawar yang telah layu tersebut. Perlahan
namun pasti tetesan darah dan tetesan air mata yang menetes di kelopak
bunga mawar tersebut membuat warna bunga
yang sudah pucat tersebut kembali berubah merah. Setelah warna mawar tersebut
memerah, Meiske pun jatuh bersimpuh dilantai dipegangnya tangannya yang telah
mulai berhenti mengucurkan darah. Bibirnya terus berucap. ”Jills tepati
janjimu.! aku menunggumu…!”
Jills
membuka matanya, seluruh tubuhnya terasa sakit. Disekanya darah yang merembes
dari bibirnya. Sesaat kemudian Jills terbatuk keras, darah merembes membasahi
ruangan kokpit. Nafasnya terengah. “Meiske…maafkan aku.. aku aku…sudah tidak
kuat…” Jills berujar lirih. Kala ditutup matanya terbayang wajah Meiske yang
berlinang air mata.” Kau sudah janji Jills…kau sudah janji..! demi mawar yang
kau berikan, kau sudah janji…! tepati janjimu..!” suara Meiske terdengar
mengiang di telinganya. ”Meiske…” ucap Jills pelan. Diraihnya handle laci
kokpit. Matanya membesar kala dilihatnya kuntum mawar yang tergeletak disana
bersemi berwarna merah dan memancarkan wangi yang semerbak! “astaga ….ini..
mustahil!” Jills berujar keras. Jills benar benar tidak habis pikir bagaimana
sekuntum mawar yang telah sebulan layu bisa menjadi mekar kembali dan
memancarkan wangi yang semerbak hanya dalam waktu semalam! melihat mawar itu air mata Jills menetes, dia
teringat janjinya pada Meiske. “aku harus kuat…aku harus pulang.. aku sudah
janji pada Meiske, aku harus menepatinya…” Bagaikan mendapat kan kekuatan baru,
Jills berusaha bangkit. Tidak dipedulikannya tubuhnya yang terasa sakit, satu
hal yang diketahuinya dan diinginkannya adalah memenuhi janjinya kepada orang
yang disayanginya.
Tiga bulan telah berlalu sejak Meiske
mengalami mimpi tersebut. Sejak hari itu setiap hari Meiske hanya mengunci diri
dikamarnya. Tubuhnya menjadi kurus akibat kurang makan dan akibat seringnya
Meiske mencurahkan darahnya ke kuntum mawar pemberian Jills. Ibu Meiske yang
melihat tingkah anaknya jelas saja merasa sedih. Segala cara dicobanya untuk
mengembalikan keceriaan putrinya namun semuanya tidak mendatangkan hasil yang
menggembirakan.
Pagi itu udara sangatlah dingin. Kabut terlihat menggantung
diatas permukaan tanah. Dari seberang jendela terlihat seorang gadis menatap
nanar dikejauhan. Pagi itu tidak seperti biasanya Meiske Bangun lebih awal.
Setelah meneteskan darahnya untuk yang kesekian kalinya kearah kuntum mawar
pemberian Jills, gadis tersebut memilih untuk duduk merenung di pinggiran
jendela rumahnya. Kembali teringat saat saat indah yang dilaluinya bersama sama
dengan Jills. keceriaan, senda gurau dan canda tawa Jills, semua kenangan itu
tergambar jelas di benaknya. Perlahan bening kembali mengalir dari sudut
matanya. Meiske tersadar kala didengarnya suara lonceng gereja berbunyi
dikejauhan. Disekanya air matanya perlahan, suara lonceng tersebut terdengar
sangat indah ditelinganya. Benar benar menenangkan hati. Secara tak sengaja
Meiske melihat sekilas ke luar jendela,
Meiske terperanjat kala menyadari
ada seseorang yang berdiri di luar rumahnya. saat itu udara sangat
mendung dan berkabut, sehingga sosok orang yang berdiri didepan rumahnya
terlihat agak samar. Meiske mengucak matanya berulangkali berusaha untuk
menjernihkan pandangannya. Saat lonceng gereja berbunyi untuk yang ketiga
kalinya, keajaiban pun terjadi. Langit sontak berubah cerah, awan mendung
perlahan menjauh, kabut pun perlahan sirna. Yang tinggal hanyalah sinar hangat
mentari pagi yang menimpa tubuh orang yang berdiri didepan rumahnya. Lelaki
tersebut perlahan mengangkat wajahnya. Kondisi lelaki tersebut sangat
memprihatinkan. Janggut tebal dan kumis lebat tumbuh tak terpelihara. Perban
putih terlihat menutupi dahi dan sebagian lengannya, sementara itu terlihat sebilah tongkat
menyanggah tubuhnya. Walaupun keadaannya sangat mengenaskan, namun senyum
kebahagiaan terlukis indah dibibirnya. Sementara itu dari balik jendela Meiske tak dapat menyembunyikan
keterkejutannya. matanya membesar, sementara itu kedua tangannya menutup
mulutnya yang terbuka. “ji….Jills…? “serunya tak percaya. Sementara itu lelaki
tersebut hanya menyunggingkan senyum kecilnya. Perlahan dimasukannya tangannya
kebalik kemejanya, saat tangan tersebut keluar tampak sekuntum mawar merah
tergenggam di tangannya. “Meiske sayang….. aku…aku… kembali..! “ ujar lelaki
yang tidak lain Jills adanya. Tak terlukiskan apa yang terjadi dalam diri
Meiske. gejolak jiwanya meledak saat itu juga!
Meiske berlari dengan kencang, tidak dipedulikannya
keadaannya yang masih memakai baju tidur. Yang dirasakannya hanyalah bahwa dia
harus keluar dari rumah sekarang juga! Meiske membuka pintu rumahnya dengan
cepat dan untuk sesaat kemudian terdiam mematung disana… air mata perlahan
kembali menetes di pipinya. “Jills…..aku….aku…” Meiske tidak dapat lagi
mengucapkan kata. Saat dilihatnya Jills merentangkan sebelah tangannya, Meiske
pun tidak memperdulikan keadaannya lagi. Meiske berlari sekencangnya untuk
memeluk lelaki tersebut. Akhirnya dibarengi dengan tangisan keduanya, Meiske
dan Jills melepaskan rindu yang selama ini tertahan. Meiske memeluk tubuh
lelaki itu erat, air matanya merembes demikian derasnya di seragam lelaki itu.
Demikian juga dengan Jills, air mata yang meleleh dipipinya disekanya di sela
sela rambut gadis itu. Setelah beberapa saat
akhirnya Jills melepaskan pelukannya. Ditatapnya wajah sendu gadis itu.
“terimakasih sayang… mawarmu telah selamatkan aku… mawarmu telah menjagaku…
kini ijinkan aku dan mawar ini yang menjagamu selamanya…” ucap Jills mesra.
sambil berucap Jills menyematkan mawar tersebut ke belahan rambut gadis itu.
Sementara gadis itu hanya dapat terisak manja. Disekanya air matanya perlahan,
kuncup kuncup mawar telah bersemi didalam hatinya. sementara itu jauh diatas
sana… senyum seorang sahabat menyertai kebahagian Jills dan Meiske…. .
0 komentar:
Posting Komentar