Yanti memandang pak vicktor dengan pandangan
mesra,
sesekali dikedip kedipkan matanya berusaha mencari perhatian dari sang guru. Sementara itu pak victor yang dipandang hanya acuh saja sembari tetap melanjutkan penjelasannya. Merasa diacuhkan, lama lama yanti merasa be te juga, wajahnya langsung menekuk cemberut. “kacian…. capek capek diacuhin… cucian deh camu…!” ejek satu suara cemprang. Yanti yang emang lagi ganas ganasnya langsung mendamprat “hei gondrong jelek…! Pala loe emang mau gue benjolin apa..?” bentak yanti keras. suasana kelas tiba tiba menjadi sunyi, semua mata tertuju kearah yanti. “yanti…? Apa apan kamu….?” Satu suara memecah kesunyian. Sementara itu yanti perlahan menelan ludahnya “mati deh gue….” Ujarnya dalam hati. “ma..maaf pak… si Obe sih pak…dia..dia..”ucap yanti terbata bata “jangan alasan..! saya nggak suka ada murid yang tidak memperhatikan pelajaran saya saat saya sedang mengajar…! Sekarang pergi ke wc, ambil air satu ember baru kamu berdiri di luar kelas…!”bentak pak victor. “ta..tapi pak…?”ujar Yanti memelas. “gak ada tapi tapi…sekarang…!”balas pak victor keras. Perlahan yanti hanya bisa merundukan kepalanya sembari berjalan pelan menuju luar kelas. “uh rasain…! Sukurin..! “ ejek satu suara dibelakangnya. “Obe…! Kamu juga cepat keluar…!”sang guru kembali berujar. “ta..tapi pak…saya kan nggak…”belum sempat Obe meneruskan ucapannya sang guru sudah memotong.” Kamu ingin saya keluarkan paksa…?” pak victor membentak dengan keras. “ba..baik pak…”sahut Obe terbata bata. Selang beberapa saat kemudian diluar kelas terlihat Yanti dan Obe sedang berdiri sambil menenteng ember berisi air, wajah yanti menekuk jengkel sementara itu Obe hanya terlihat nyengir saja. Sesekali dilayangkannya senyum nya kearah yanti yang kontan membuat gadis itu makin mengkal. “hei, Gondrong jelek…apaan loe lihat lihat…?” sembur yanti jengkel. “matahari aja boleh dilihat…”balas adi tak berdosa. “emang gua motor…apa.?”balas yanti gak mau kalah. Tidak sampai disitu, yanti juga mulai menciprat muka Obe dengan air yang dibawanya. “eiits…mulai yach…emang aku gak berani nyipratin kamu…? Biar kata kamu perempuan lagi…!”ucap Obe sambil menciprat muka yanti dengan air lebih banyak sehingga wajah gadis itu terpekik. “aauwww…adi…! dasar gondrong jelek..! sialan…!” maki gadis itu keras kala mendapati hampir sekujur wajah dan seragamnya basah karena keciprat air yang di siram obe. Kesabaran gadis itu akhirnya bobol juga. Tangannya bergerak, seluruh isi dalam ember yang dipegangnya disiramkannya kearah obe. Namun malang, pada saat yang bersamaan pak victor berjalan keluar dari ruangan kelas. Tanpa ampun lagi sekujur tubuhnya basah tertimpa air yang disiram yanti.”yanti…….!”teriak pak victor kencang sembari menyeka wajah dan tubuhnya yang basah kuyup.
sesekali dikedip kedipkan matanya berusaha mencari perhatian dari sang guru. Sementara itu pak victor yang dipandang hanya acuh saja sembari tetap melanjutkan penjelasannya. Merasa diacuhkan, lama lama yanti merasa be te juga, wajahnya langsung menekuk cemberut. “kacian…. capek capek diacuhin… cucian deh camu…!” ejek satu suara cemprang. Yanti yang emang lagi ganas ganasnya langsung mendamprat “hei gondrong jelek…! Pala loe emang mau gue benjolin apa..?” bentak yanti keras. suasana kelas tiba tiba menjadi sunyi, semua mata tertuju kearah yanti. “yanti…? Apa apan kamu….?” Satu suara memecah kesunyian. Sementara itu yanti perlahan menelan ludahnya “mati deh gue….” Ujarnya dalam hati. “ma..maaf pak… si Obe sih pak…dia..dia..”ucap yanti terbata bata “jangan alasan..! saya nggak suka ada murid yang tidak memperhatikan pelajaran saya saat saya sedang mengajar…! Sekarang pergi ke wc, ambil air satu ember baru kamu berdiri di luar kelas…!”bentak pak victor. “ta..tapi pak…?”ujar Yanti memelas. “gak ada tapi tapi…sekarang…!”balas pak victor keras. Perlahan yanti hanya bisa merundukan kepalanya sembari berjalan pelan menuju luar kelas. “uh rasain…! Sukurin..! “ ejek satu suara dibelakangnya. “Obe…! Kamu juga cepat keluar…!”sang guru kembali berujar. “ta..tapi pak…saya kan nggak…”belum sempat Obe meneruskan ucapannya sang guru sudah memotong.” Kamu ingin saya keluarkan paksa…?” pak victor membentak dengan keras. “ba..baik pak…”sahut Obe terbata bata. Selang beberapa saat kemudian diluar kelas terlihat Yanti dan Obe sedang berdiri sambil menenteng ember berisi air, wajah yanti menekuk jengkel sementara itu Obe hanya terlihat nyengir saja. Sesekali dilayangkannya senyum nya kearah yanti yang kontan membuat gadis itu makin mengkal. “hei, Gondrong jelek…apaan loe lihat lihat…?” sembur yanti jengkel. “matahari aja boleh dilihat…”balas adi tak berdosa. “emang gua motor…apa.?”balas yanti gak mau kalah. Tidak sampai disitu, yanti juga mulai menciprat muka Obe dengan air yang dibawanya. “eiits…mulai yach…emang aku gak berani nyipratin kamu…? Biar kata kamu perempuan lagi…!”ucap Obe sambil menciprat muka yanti dengan air lebih banyak sehingga wajah gadis itu terpekik. “aauwww…adi…! dasar gondrong jelek..! sialan…!” maki gadis itu keras kala mendapati hampir sekujur wajah dan seragamnya basah karena keciprat air yang di siram obe. Kesabaran gadis itu akhirnya bobol juga. Tangannya bergerak, seluruh isi dalam ember yang dipegangnya disiramkannya kearah obe. Namun malang, pada saat yang bersamaan pak victor berjalan keluar dari ruangan kelas. Tanpa ampun lagi sekujur tubuhnya basah tertimpa air yang disiram yanti.”yanti…….!”teriak pak victor kencang sembari menyeka wajah dan tubuhnya yang basah kuyup.
Bau dupa
santer tercium diseluruh ruangan yang sempit itu. Beberapa barang yang
ada di dalam ruangan tersebut semakin membuat kamar tersebut bertambah angker.
“jadi gimana cah ayu…. Maunya mbah harus gimanain orang ini…”ucap satu suara
parau memecah keheningan. “aku pinginnya orang itu jatuh cinta sama aku
mbah…habisnya selama ini aku selalu di cuekin sih…malah dimarah marahin juga….”
Sahut satu suara yang lain. “eh.he.he.he.he…., embah kira mau di apain… itu mah
soal kecil…cah ayu..!” sahut sang mbah dukun sembari tertawa. “untuk syarat awal
kamu harus ngelakuin sesuatu buat mbah…”ujar sang dukun. “syarat apaan mbah..?”
ucap sang pasien penasaran. “ kamu buka jendela itu dulu…”ucap sang dukun. Sang
pasien pun langsung berdiri menuju jendela yang dimaksud, kala jendela terbuka
sinar mentari pun mulai menerangi kamar tersebut.” Sekarang kamu tutup mata
kamu, lalu julurkan lidah sepanjang panjangnya…”ucap sang dukun lagi. “bu..buat
apa mbah…?” ucap sang pasien tidak mengerti. “jangan banyak Tanya….! Emang kamu
mau kamu saya jadiin kokok beluk…?” ancam sang dukun. ”maaf mbah….akan saya
lakukan…!”ujar sang pasien ketakutan. setelah beberapa lama menjulurkan lidah
akhirnya sang dukun pun memberikan tanda sambil terkekeh kekeh. “sudah cah
ayu…sudah cukup, silakan duduk
lagi…He.he.he…”ucap sang dukun. Sang pasien pun akhirnya kembali ke posisinya
semula. Sesaat kemudian sang dukun
mengeluarkan sebuah liontin perak kecil ditangannya.” Cah ayu… ini
liontin khusus dari mbah…. Liontin ini berisi ketek macan sama alis monyet yang
sudah mbah jampi jampi… jadi khasiatnya udah gak diragukan lagi….”ujar sang
mbah berpromosi. “ gimana cara kerjanya
mbah..? “Tanya sang pasien penasaran. “cah ayu cukup memakai liontin ini…saat
cah ayu melihat korban, cah ayu harus merapal mantra yang akan mbah kasih
sebentar… sesudahnya cah ayu harus segera mencium sang korban….”ucap sang mbah
menjelaskan. “di..dicium mbah…? Pake bibir…?” Tanya sang pasien terpana.
“nggak…! Di jepit di ketek….. ya iyalah…masak di cium pake dengkul….!” Ucap
sang mbah jengkel. “maaf mbah… namanya juga orang nanya….”sahut sang pasien. “
sudah…sekarang mbah ajarin cara ngerapalin mantranya…”ucap sang dukun serius.”
sekarang ikuti kata kata mbah…”perintah
sang dukun. “baik mbah…” ujar sang pasien. “kucing hitam senyumnya manis…”ucap
sang mbah. “ku..kucing hitam senyumnya manis…”balas sang pasien. “mbah mike
senyumnya juga manis…” tambah sang dukun. “m..mbah mike senyumnya juga manis…”
balas sang pasien kembali. “cupika… cupiki…. cubir…! yach gitu aja…!” ujar sang dukun kembali.
“cupika… cupiki…. cubir…!.. .yach gitu aja…!” sambung sang pasien yang langsung
dibalas dengan omelan oleh sang dukun. “gitu ajanya gak pake..! monyong…!”
semprot sang dukun sambil mendelikan matamya. “i..iya…mbah…maaf..” ucap sang
pasien. “sekarang sesudah cah ayu membacakan mantra tersebut, cah ayu harus
segera mencium korban yang dituju….maka tubuh dan jiwa kalian akan
bersatu…”ucap sang dukun. “tapi ingat…jimat ini sangat ampuh… jadi jangan disia
siakan…” tambah sang dukun. “terima kasih mbah, pesannya akan selalu saya ingat…ini
sebagai tanda jadinya mbah…”ucap sang pasien sembari menyodorkan segepok uang
yang langsung disambut oleh sang dukun sambil terkekeh kekeh. “mbah sebelum
saya pergi saya ingin menanyakan satu hal mbah…”ucap sang pasien. “ apa itu cah
ayu..?” Tanya sang dukun. “ sebenarnya kenapa mbah menyuruh saya menjulurkan
lidah keluar jendela mbah…? Apa Itu memang bagian dari ritualnya mbah…?” tanya
sang pasien penasaran.”he.he.he…. nggak koq cah ayu…! Mbah Cuma lagi sebel aja sama ibu dirumah
sebelah…. abisnya selalu nagih uang sewa sama mbah…. mbah kan sekarang lagi
nggak modal…hehe.he…..” jelas sang dukun sambil terkekeh. “sialan…. gua
dikerjaiin….” umpat sang pasien di dalam hati.
Pagi itu udara sangat cerah, Situasi sekolah
mulai ramai oleh anak anak yang berdatangan. diantara keramaian anak anak yang
berlalu lalang di koridor terlihat yanti berjalan dengan riangnya senyumnya
terkembang. “ceeile…senyumnya… tumben pagi pagi seneng.. biasanya kan bawaannya
be te mulu…” ujar satu suara menyapa. Yanti memalingkan wajahnya, saat
dilihatnya sosok orang yang menyapanya dirinya langsung tertawa “ha…aku kirain
siapa…. Si gondrong jelek sekalinya… lagi makan apa tuh..? ih makanan monyet…!”
gelak yanti kala melihat obe yang menyapanya tadi sedang mengunyah sepotong pisang
ambon. “weee… bilang aja pengen…!”ledek obe sambil berlari mendahului yanti. “huuuh siapa juga
mau makanan monyet…!” balas yanti sambil meneruskan langkahnya. Mendadak
matanya berbinar kala dilihatnya pak vicktor guru matematika nya yang ganteng
sedang berbincang dengan obe di koridor sekolah yang agak sepi. “ah…tepat
banget…! Ini saatnya biar dikata ada Obe, aku harus ngelakuinnya…! Biarin deh
di lihat Obe.! yang penting aku bisa jadian sama pak vicktor..!’ ujar yanti
dalam hati, perlahan yanti mulai membaca mantra yang diajari mbah mike. “kucing
hitam senyumnya manis…. Mbah mike senyumnya juga manis….. cupika…cupiki….”
Yanti memfokuskan pandangannya kearah pak vicktor, kemudian yanti langsung
tancap gas. “cubiiiiiiir…! “ teriak yanti sekencang nya sambil berlari.
Bibirnya di monyongkan sedemikian rupa… saat sedetik lagi bibir yanti akan
menyentuh bibir pak vicktor, tiba tiba kakinya menginjak sesuatu yang licin.
Yanti tersentak. kala menyadari kakinya menginjak kulit pisang, dirinya tidak
bisa mengendalikan tubuhnya lagi. Tubuhnya terus meluncur melewati tubuh pak
vicktor yang Cuma bisa terbengong bengong dan akhirnya….cyuuupp…. ! bibir yanti
akhirnya menempel di bibir yang di tumbuhi kumis tipis jarang jarang…
Yanti perlahan
memegang kepalanya. “dimana aku…?” ujarnya perlahan. “hei…! Apa yang kamu
lakukan dalam tubuh aku…?” Bentak satu suara. Yanti berusaha memalingkan
pandangannya berusaha mencari sumber suara namun sayang dia tidak berhasil
menemukannya. “ ini aku..Obe… kenapa kamu ada dalam tubuh aku…?” kembali suara
yang dikenalnya sebagai Obe tersebut berujar. “tu…tubuhmu…?” ucap yanti tak
mengerti. Saat dia melihat dadanya, yanti langsung berteriak. “kyaaaa…..!
payudaraku kempes..!!” teriak yanti histeris. “kempes…kempes…ini punya aku
bukan punya kamu… enak aja bilangin
kempes…!” balas satu suara kembali. Saat yanti menyapu wajahnya kembali
teriakannya terdengar. “kyaaaa…..! aku punya kumis…!”teriaknya lagi. “ itu juga
punyaku monyong…! “ ucap Obe tak mau kalah. Akhirnya saat pikirannya jernih, yanti
mulai bisa membaca kejadian yang telah terjadi. “liontin…liontin itu pasti
penyebabnya…!” sentaknya kuat. “liontin apaan…? Aku gak mengerti deh..!” ucap
Obe gak ngerti. “aku akan jelasin, tapi kamu tahu dimana tubuh aku sekarang…?”
Tanya yanti. “kami membawa tubuhmu ke rumah sakit ini Beberapa jam yang lalu.” Ujar Obe sambil
melorotkan retsluiting celananya. “kyaaa..! mau ngapain…?” yanti berteriak
kencang. “mau pipis..! emang kamu nggak ngerasa..? kan kamu ada dalam tubuh
aku…! Sekarang kita kan ada di toilet…”ujar Obe menjelaskan. Sementara itu
beberapa orang yang ada di toilet itu merasa heran dengan kelakuan Obe yang
kayak orang gila bertanya dan berbicara seorang diri. Sementara itu yanti yang
terperangkap di dalam tubuh Obe hanya bisa menjerit kala melihat
disekelilingnya terdapat banyak pria yang sedang menggunakan toilet tersebut.
“Kyyyaaaaaaa…!!!” teriak yanti kencang.
Obe berjalan memasuki kamar rumah sakit dengan
mengendap endap. Kala dia berhasil memasuki kamar dimana yanti dirawat, hatinya
berdegup kencang. “yanti, gimana nih…? Aku harus ngapain lagi…? Ujarnya
berbisik. “udah, tenang aja…. Sekarang kamu lihat kan liontin yang dipakai aku….? Ambil dan kenakan di
leher kamu…” ucap yanti dalam diri Obe. obe pun perlahan melakukan apa yang disuruh
oleh yanti. “udah ti… sekarang ngapain lagi.,..?” Tanya Obe kembali. “kamu
harus ngerapal mantra yang aku ajarin….baru kamu harus cium aku…”ujar yanti.
“week..nggak mau..! kamu kan udah seminggu di rumah sakit…pasti nggak gosok
gigi…”bisik obe “hei…jelek emang loe mau gandengan terus sama aku
selamanya…apa?” bentak yanti. “ ya enggak lah…terpaksa deh…!”ucap adi. Akhirnya
obe mulai merapal mantra yang diajarkan yanti, saat mantra sudah di rapal.
Perlahan obe mulai mendekatkan bibirnya yang monyong ke bibir yanti. Asap tipis
mulai mengepul, sedetik lagi kedua bibir tersebut bersentuhan , terdengar satu
teriakan keras. “akhhhhhh….!!!! Ada maniak…!!” satu suara memecah kesunyian.
Rupanya seorang suster secara tidak sengaja menangkap apa yang hendak dilakukan
oleh obe. “sialan banget sich nich suster….!” Yanti yang berada dalam diri adi
memaki. “maaf suz…saya ..saya hanya…” Obe berusaha menjelaskan, tapi sang
suster keburu panik dan memancing orang orang untuk berdatangan. “sialan…aku
harus kabur nich…!” ujar Obe sambil mengambil langkah seribu. Sementara itu
dibelakangnya terlihat orang mulai memburunya. “tangkap….ada maniak seks..!”
Obe menghentikan laju larinya, nafasnya
terdengar turun naik. “sudah….sudah nggak ada yang kejarin kita kan…?” Obe
berujar dengan nafas yang memburu. “i..iya udah nggak ada…”sambung yanti.”
Sialan banget…masak aku dituduh maniak….. gara gara kamu nih semuanya….pake
acara dukun segala…!”omel Obe sambil mengatur nafasnya. “apa..? salah aku..?
emang siapa yang buang kulit pisang sembarangan..? emang kamu kira aku suka apa
satu badan ama kamu yang jelek bau ama gondrong kayak gini..?” semprot yanti
kesal. “udah…kalo gini gimana caranya lagi… aku udah gak tahu lagi deh…!” keluh
Obe sambil mengusap peluhnya, tanpa menyadari ada seseorang yang berdiri di
belakangnya. “ Obe…? Ngapain kamu disini…? Ini kan waktu nya belajar…?” satu
suara terdengar menyapa. Obe langsung memalingkan wajahnya. “ pak…pak guru…?”
yanti yang berada dalam diri adi menjadi salah tingkah sementara itu dalam hati
Obe berujar. “mati deh gue…” sebelum Obe sempat berujar tiba tiba yanti yang
berada didalam tubuh Obe berteriak kencang. “pak guru…! Aku cinta padamu…!”
ujar yanti dengan kencang. Meskipun berada dalam diri obe namun yanti tetap
bisa berbicara dengan sekitarnya walaupun tetap saja yang keluar adalah suara
Obe. “apaan loe..!” Obe membentak yanti yang berada dalam dirinya. Sementara
itu pak vicktor yang mendengar apa yang dikatakan oleh yanti yang bersemayam
dalam diri Obe hanya bisa terdiam namun tiba tiba. “Obe…. bapak terharu…”ujar
pak vicktor bergetar, diraihnya tubuh obe lalu dipeluknya. “sebenarnya bapak
juga suka sama kamu sejak kamu masih kelas satu… hanya selama ini bapak selalu
menahan perasaan bapak… karena bapak harus adil pada semua murid bapak… kini
setelah kamu mengatakan isi hatimu…bapak bahagia… bapak juga cinta sama kamu
Obe… mari bersama kita arungi kehidupan ini dengan penuh cinta dan kasih
sayang!!”ucap pak vicktor mesra sambil membelai rambut Obe. Diperlakukan
seperti itu Obe terkejut besar, matanya mendelik seakan mau keluar dari
sarangnya. “ahk… pak guru…. homreng…!!!” jeritnya sembari berusaha melepaskan
pelukan pak guru yang memeluknya erat. “Obe sayang… tunggu…!” pak vicktor
berusaha memanggil adi yang telah berlari menjauh.
Obe menyerahkan tisu di tangan kirinya ke tangan kanan. Obe ngerasa
benar benar aneh, harus memberikan sapu tangan pada dirinya sendiri. “hapus air
mata kamu…ntar kalo ada orang lihat ntar harga diri aku jatuh lagi…” ucap obe
kepada yanti. “biarin….biar jatuh sekalian…”isak yanti. Obe jadi senewen
dibuatnya. “udah deh..! jangan nangis lagi..! buat apa juga nangisi guru
homreng macam gitu…nyusahin aja…!”omel Obe kesal. “aku gak nangisin dia koq..!
aku hanya…”yanti tidak sempat meneruskan ucapannya. Dikejauhan di dengarnya
salah satu teman Obe berteriak. “hhoooii..! be…! Buruan kita harus pergi ke
pemakaman…..!”sahut temen Obe dari kejauhan. ”pemakaman siapa? Malas ah…” balas
Obe sambil berteriak. “pemakamannya si yanti…! Masa nggak tahu sich..?” balas
temennya lagi. Mendengar apa yang di teriakan temannya, Obe langsung menenggak
ludahnya. ‘gi..gimana nich be…mereka mau ngubur aku..! aku nggak mau mati
di…aku nggak mau mati…! Aku kan masih hidup..!”ujar yanti panik. Obe menggigit
bibirnya. dengan sigap dibukanya ranselnya. “ kamu mau ngapain…?”yanti
bertanya. “udah diem aja…!”sahut Obe sambil memasang roller blade yang ternyata
disimpannya di dalam ranselnya tersebut. “ayo pergi…” ujar Obe kayak orang bego
lupa kalau yanti tuh ada dalam tubuhnya.
Orang orang yang melayat mulai banyak
berdatangan, sementara itu pihak keluarga yang berkabung tampak sedang duduk
mengitari tubuh yanti ditengah tengah. Tampak engkong yanti yang sedang sakit
bengek sedang meratapi cucunya. “yanti… hiks… engkong banyak salah…hiks….mohon maapin..hiks…”ucap
sang engkong sambil terisak, sementara itu keluarga yanti yang lain juga sudah
mulai terisak. Saat suasana sedih tersebut berlangsung, di depan rumah terjadi
keributan. Tampak seorang anak muda berusaha menerobos masuk kedalam rumah. “lepaskan…aku.!.
lepaskan ..! aku harus menolong yanti…!” anak muda itu berusaha berontak dari
pegangan beberapa orang lelaki. “jangan lepaskan dia..! dia tuh maniak seks
yang tempo hari di rumah sakit…!” ujar seorang wanita yang ternyata suster yang
memergoki adi di rumah sakit. “bu…bukan begitu…! aku..aku hanya…”Obe tidak
sempat menjelaskan apa yang terjadi karena sebagian besar keluarga yanti yang
ada di situ sudah keburu naik pitam. “tangkap…!” teriak sang engkong
mengomandani. Kontan saja acara duka menjadi kacau balau. sebagian besar laki
laki yang ada di ruangan tersebut jadi berloncat loncatan berusaha mengejar Obe
yang bersepatu roda. Namun berkat kelincahan Obe, tidak ada seorang pun yang
berhasil menangkapnya. Obe mempercepat laju sepatu rodanya. Kala dia sampai
ditepi peti mati yang dimana tubuh yanti dibaringkan Obe langsung berujar
keras. “kucing hitam senyumnya manis kayak mbah mike… cupika…. cupiki…
cubiiir…!” serunya kencang. Langsung disibakkannya cadar yang menutupi wajah
yanti, lalu di ciumnya bibir yanti yang dingin. Dan …perlahan asap mulai
mengepul. Lalu terjadilah keajaiban, mata yanti perlahan terbuka, Obe pun
melepaskan ciumannya. “Obe….” Yanti berujar lirih. Sementara itu orang orang
yang ada di sekitar mereka menjadi gempar. Sang engkong bahkan terkencing
kencing di balik sarungnya. Sementara itu yanti perlahan memandang wajah adi. “
kenapa kamu mau mempertaruhkan hidup kamu Be…?” yanti berujar lirih.
“ka..karena aku sayang kamu ti…!” ucap Obe pelan sembari membelai wajah yanti.
Diperlakukan seperti itu yanti hanya bisa tertunduk dan tiba tiba…”kucing
hitamnya mbah mike kalo senyum manis amat…cupika cupiki cubiiiir…!” teriak
yanti keras sembari melumat bibir Obe. Perlahan asap tipis kembali mengepul
dari bibir keduanya. “mulai lagi deh…..” keluh Obe sambil membalas ciuman
yanti.
� 1 J l �Q �P� atkan mawar tersebut ke belahan rambut gadis itu.
Sementara gadis itu hanya dapat terisak manja. Disekanya air matanya perlahan,
kuncup kuncup mawar telah bersemi didalam hatinya. sementara itu jauh diatas
sana… senyum seorang sahabat menyertai kebahagian Jills dan Meiske…. .
0 komentar:
Posting Komentar