Rabu, 25 Juni 2014

 00.45         No comments
ryan memegang dadanya erat, entah mengapa debaran didadanya menjadi begitu cepat. Ditarik nafasnya berulang kali berusaha menenangkan debar jantungnya tapi entah mengapa
debaran didadanya malah semakin menjadi. ryan memejamkan matanya, tubuhnya perlahan disandarkannya ke dinding rumah sakit. “sesuatu…sesuatu pasti telah terjadi…yun, bertahanlah! Oh Tuhan…aku.. aku…aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu…” ryan menarik nafasnya untuk yang kesekian kali, dikuatkan hatinya untuk melanjutkan langkahnya kembali. Setelah melangkah beberapa saat, akhirnya ryan sampai didepan  pintu tempat dimana yuyun dirawat. Dibukanya pintu dengan perlahan.”yun…?” ryan berujar pelan. Tapi alangkah kagetnya kala dilihat orang yang dicemaskannya tersebut dalam keadaan yang mengenaskan wajahnya pucat, keningnya berkeringat. Sementara itu seorang suster terlihat sedang membersihkan bekas bekas muntahan yang berserakan di lantai dan di sebagian baju yang dikenakan oleh gadis itu. “a..apa yang terjadi..? yun? Kamu ke..kenapa? Tanya ryan dengan cemas. “Maaf, saudara tolong keluar dulu…kami harus memeriksa pasien…” ujar sang suster sambil menutup korden yang ada diatas tempat tidur yuyun. Akhirnya dengan langkah gontai ryan berjalan pelan keluar dari kamar itu. Ryan berusaha untuk berjalan tegap, namun langkahnya tetap terasa berat. Ryan memegang dadanya erat, dadanya terasa berdenyut keras. Sampai akhirnya….
Perlahan ryan membuka matanya. Dipandangnya langit langit yang menggantung diatasnya. “ dimana…aku..? ujar ryan lirih. “kamu dirumah sakit..! dasar bodoh..!” satu suara terdengar membalas pertanyaan ryan. Perlahan ryan mengangkat wajahnya, senyumnya perlahan terkembang. “sinta….kirain siapa…” ujar ryan sambil memandang suster yang menjaganya. Ryan dan suster sinta memang berteman baik. Begitu juga dengan yuyun. Mereka bertiga adalah sahabat baik sejak sma. Saat lulus sma sinta memutuskan untuk sekolah keperawatan dan setelah itu bertugas di rumah sakit di kota itu. Sementara itu ryan dan yuyun melanjutkan kuliahnya di universitas yang sama. “ryan ryan…sampai kapan kamu mau kayak gini terus… Dasar cowok bodoh..! sampai sakit kayak gini juga…”ujar sinta sambil membenarkan selang infus. Ryan tersenyum mendengarnya. “yach beginilah…tapi kalau aku gak sakit, kamu kan gak akan ngurusin aku…ya..gak…? tapi bagaimana pun juga…sin…terimakasih yach… selama ini aku selalu ngerepotin kamu…” ryan berujar pelan. “iya, emang kamu ngerepotin…. Tapi yach… udah resiko aku jadi perawat, dapat pasien nakal kayak kamu…”ucap sinta sambil mencubit hidung ryan pelan. “auuww…sinta, kalau hidung aku pesek gimana? Ntar aku gak bisa nyium kamu lagi…”goda ryan manja, yang langsung dibalas sinta “cium tuh kebo…dasar…!” balas sinta sambil tersenyum manja. Ryan memandang wajah sinta yang sedang tersenyum, harus ryan akui sinta memiliki paras yang tidak kalah cantiknya dengan yuyun, bahkan bisa dibilang lebih cantik. Ryan juga tahu bagaimana perasaan gadis itu terhadap dirinya. Ryan sadar dirinya juga sangat menyayangi gadis tersebut. Tapi rasa sayangnya yang terdalam telah tertambat di diri yuyun seorang. “hei, halo..? lagi ngayal apaan..? ngelamun jorok yach..?”potong sinta mengakhiri lamunan ryan. Ryan tersenyum mendengarnya. “ iya sih…aku tadi lagi  ngebayang seandainya kamu lagi….”ryan tidak sempat meneruskan ucapannya karena langsung digebuki sinta. “ah..jorok..!aku gak mau…. Kamu gak boleh ngayalin aku…!” ucap sinta sambil mencubit cubit lengan ryan. ”Aduh..ampun..ampun..” ryan menghiba hiba memohon agar sinta mau melepaskannya tapi gadis manis tersebut terus melancarkan aksinya. Tiba tiba, mata ryan membesar. Nafasnya tercekik, sementara itu tangannya mengenggam erat dadanya. “ry….ryan…? ka..kamu…?” sesaat  kepanikan melanda sinta, sinta memeriksa sekujur tubuh ryan. Tapi dilihatnya reaksi ryan tetap sama. Air mata perlahan memberkas dipipi gadis itu. Saat sinta hendak berlari keluar hendak memanggil dokter, satu tangan menahan lengannya. “maaf sin… aku Cuma main main, aku nggak papa koq…” sinta langsung memalingkan wajahnya kearah suara tersebut, kala dilihatnya ryan tersenyum kearahnya, tangisnya pun langsung tumpah. “ jahat…ryan jahat…kamu bener bener jahat…!”isak sinta pelan seraya mengusap air matanya dan berlari meninggalkan ryan. Ryan tertegun, sesaat kemudian ryan menghembuskan nafasnya. Berat, ryan merasa sangat bersalah telah mempermainkan perasaan gadis itu. Ryan tidak menyangka perasaan gadis itu masih sangat besar terhadapnya. Ryan kembali menarik nafasnya, dan akhirnya tenggelam dalam lamunannya.

 Dr ambry membolak balikan medical record milik yuyun dan ryan, berulangkali kepalanya digelengkan. “aku benar benar  gak mengerti sama kamu ryan, saat yuyun sakit, jantung kamu selalu kambuh… tapi anehnya setelah dilakukan pemeriksaan jantung kamu gak papa, jantung kamu masih berfungsi dengan baik aku benar benar gak mengerti…”ujar dr ambry sambil menghela nafas. “dok, apakah masih ada harapan buat yuyun dok…?”ryan bertanya berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. “untuk saat ini kami tidak memiliki donor yang cocok untuk sahabatmu itu…. Aku benar benar khawatir operasi tidak bisa berlangsung selama jantung yang cocok belum ditemukan….”belum sempat dr ambry menyelesaikan ucapannya, dirinya terkejut besar kala dilihatnya ryan mengerang kesakitan sambil meremas dadanya. Disaat yang bersamaan seorang suster mendadak masuk ke ruangan dokter ambry. “gawat dok! pasien kamar dua kosong delapan dalam keadaan kritis..! dokter harus kesana..!”seru suster itu kencang. “hubungi dokter noubert suruh dia tangani yuyun, aku harus menangani ryan dahulu…” ujar dokter sambil memapah ryan ke atas kereta dorong. “ba..baik dok..!”ucap suster itu gelagapan. Sementara itu dokter noubert yang telah dipanggil dan kini  berada di kamar dua kosong delapan juga berpacu dengan waktu berusaha memulihkan kesadaran pasiennya. “berjuanglah yun…berjuanglah……!” dr noubert berujar keras seraya menghentakkan alat pengejut di dada yuyun.

 Ryan membelai wajah sinta perlahan, dimainkannya anak rambut yang tergerai di dahi gadis itu. “sinta…maafkan aku…. Sebenarnya aku telah lama menyadari bagaimana dalamnya perasaan kamu padaku…aku..aku memang tolol..! tanpa aku sadari aku telah banyak menyakiti hatimu…”ryan mendesah pelan. Sementara itu sinta hanya bisa mendengarkan dengan wajah tertunduk.”i..itu bukan salah mu ryan…aku  saja yang terlalu bo..bodoh..!” ucap sinta sambil menggigit bibirnya, air mata perlahan mulai menetes. Ryan perlahan menyeka air mata di pipi gadis itu dengan punggung tangannya. “jangan menangis sinta…aku juga sangat sayang padamu…aku gak suka lihat kamu seperti ini…”ucap ryan berusaha membesarkan hati gadis itu. “sinta sayang….waktu ku tak banyak lagi… aku harap kamu mau mengerti… aku harus memberikan hatiku tuk seseorang… demi cinta aku…. demi persahabatan kita….. dan demi hidup …aku…aku ingin kamu bisa tegar… melanjutkan hidup kamu… dan menemukan cinta sejatimu…aku… akan selalu menyertaimu… adikku sayang…..” suara ryan terdengar bergetar. Sinta memalingkan wajahnya.” A…apa maksudmu ryan…? Aku gak mengerti….” Sinta berujar dengan nada memelas. Tapi alangkah kagetnya kala dilihatnya sosok ryan perlahan berubah menjadi samar samar.”selamat tinggal adikku sayang…. jaga dirimu baik baik…”ucap ryan sembari melambaikan tangan  dan perlahan memudar. Sementara itu sinta yang tidak mengerti terus memburu wujud ryan yang mulai sirna.”ryan…aku sayang kamu… aku cinta kamu… jangan tinggalkan aku….! Ryaaaann…!” teriak sinta dengan air mata berlinang. Sekejap kemudian sinta terhenyak. Butir butir keringat membasahi tubuhnya. “mimpi….!” Sinta berujar pelan disekanya peluh yang membasahi keningnya, kala tangannya menyapu ke sudut matanya, sinta terkejut kala mendapati bulir air mata yang masih memberkas. “ryan…..” sinta mendesah lirih.
 Ryan menatap wajah yuyun yang tertidur itu dengan pandangan mesra, sesekali jemarinya membelai pipi ranum gadis itu. Berulang kali terlihat air mata nya menetes membasahi pundak gadis itu. Ryan benar benar tidak sanggup melihat keadaan gadis itu, hatinya, jiwanya, dan raganya seakan tersayat melihat orang yang disayangnya tersebut dalam keadaan yang memperihatinkan. “yun…aku datang… tapi ini mungkin untuk yang terakhir kalinya…maafkan aku yun.. selama ini aku tidak mampu untuk mengutarakan isi hati ku padamu… bukan karena aku pengecut… aku hanya tidak ingin kalau suatu saat aku tanpa sengaja membuat mu terluka…. Aku sangat sayang padamu, lebih dari hidupku…lebih dari nyawaku, dan lebih dari segalanya….. sejak awal aku sudah menyadari…bahwa hatiku bukan milikku lagi… jantung ini bukan milikku lagi….aku sadar ada saat dimana harus kuserahkan semuanya kepadamu….. dan sekarang lah saatnya….” ryan terdiam sembari menyeka air matanya. “aku selalu ingat…saat saat yang kita lewati…saat yang kita lalui… saat kita tersenyum bersama, menangis bersama…. Semuanya…aku..aku pasti akan sangat merindukannya…”ucap ryan dengan suara bergetar. “yun…maafkan aku…aku ingin menciummu…untuk yang pertama… dan untuk yang terakhir kalinya… akupun ingin memelukmu… sesuatu yang tak bisa kulakukan selama ini…hari ini akan kulakukan… tuk buktikan cintaku padamu…. Disaat sisa waktuku….. yang terakhir….” Ujar ryan perlahan sembari mengecup lembut bibir pucat gadis itu. Sementara itu selang satu jam kemudian seluruh rumah sakit digemparkan dengan ditemukannya tubuh seorang pria yang juga pasien rumah sakit tersebut yang telah membeku sambil memeluk tubuh pasien kamar dua kosong delapan. Seulas senyum terlukis indah di bibirnya.

 Udara pagi perlahan berhembus melalui kisi kisi jendela, sementara itu sinar mentari pagi yang hangat terlihat bergelayut manja menyinari seisi kamar itu. Yuyun perlahan membuka kelopak matanya dipandanginya langit langit kamar dimana dia dirawat dengan pandangan nanar. “aku…dimana?” ucap yuyun lirih. “kamu masih di rumah sakit, yun….semuanya telah berakhir… kamu sudah sembuh…!” ucap seseorang yang dikenal yuyun sebagai dr ambry. ”dokter….”yuyun berucap lirih, saat kepalanya dipalingkan, dilihatnya seorang suster berdiri sambil berlinang air mata. “sinta…..”ucap yuyun perlahan. sinta tidak dapat membendung  perasaannya lagi dipeluknya tubuh sahabatnya itu.”yuyun…. aku senang kamu sembuh… aku bahagia…..” ujar sinta dibarengi tangisannya.” sinta…. aku juga senang melihat kamu lagi….. tapi, aku tidak melihat….ryan…. dimana dia…sin..? yuyun berujar lirih. Pandangannya diedarkan ke sekeliling kamarnya, dilihatnya dr ambry perlahan menundukan wajahnya. Kesedihan terpancar di raut wajahnya. Sementara itu kala yuyun memalingkan wajahnya kearah sinta dirinya terkejut. Dilihatnya sinta berdiri dengan tubuh tergetar sambil menahan isak tangisnya. “ sin…? Ke..kenapa..? a..apa aku melakukan kesalahan…? Apa ini ada hubunganya dengan ryan…? Apa yang terjadi..?” Tanya yuyun dengan hati gundah. Perlahan sinta mengangkat wajahnya, wajah sendu gadis itu terlihat berselimutkan kesedihan yang mendalam.”ryan…ryan…” sinta tidak kuasa meneruskan ucapannya. Bulir bulir bening tidak hentinya menetes dipipinya. “sinta..? kamu…? Ke..kenapa…?”ujar yuyun perlahan. dirinya benar benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Saat pikirannya masih tersesat dalam kebingungan dirinya dikejutkan oleh tubuh sinta yang terjerembab di pangkuannya. “sinta..? sinta…kamu kenapa…..? sin, Bangun sin…..sinta…!” ucap yuyun dengan keras sambil berusaha menguncang tubuh sahabatnya tersebut.

 pucuk pucuk cemara muda mulai bermunculan. Angin semilir bulan September berhembus membawa aroma pinus yang menyegarkan. Sementara itu di depan terkembang padang bunga dandelion yang mulai bermekaran Diiringi semilir angin yang berhembus, yuyun perlahan memulai membaca surat yang sedari tadi hanya dipandanginya saja.
Dear yuyun….
Maafkan aku yun….semua aku lakukan hanya untukmu…. Maaf, aku telah melanggar komitmen kita….. aku telah mencintaimu….. sesuatu yang telah kitasepakati tak kan terjadi diantara kita…. Aku sadar aku salah…. Walaupun aku tahu aku tidak boleh mencintaimu aku tetap menyimpan perasaan ini…. membiarkannya tumbuh…. dan mengikat hatiku… erat…. Kala melihatmu sakit hatiku pun tersiksa… perlahan ku mulai menyadari… hatiku bukan milikku lagi…. Aku hanyalah wadah dari sang hati… yang seharusnya melanglang jauh mencari ruang kosong jiwa sang pecinta….. aku bahagia… walaupun kita tak ditakdirkan bersama… tapi hati kita satu…..kini dan selamanya….biarlah ragaku terendap dalam kenangan… tapi jiwaku kan sertaimu selalu…. menyatu….. bersamamu… dalam penjelajahan sang hati……
                        Yang kan selalu mencintaimu
                                                      Ryan

Yuyun perlahan menutup surat tersebut diwajahnya. Air matanya pelahan mulai merembes disela sela genggaman tangannya. “ryan… maafkan aku…. Aku salah selama ini tidak bisa membaca isi hatimu….tidak bisa mengerti perasaanmu….aku jahat benar benar jahat…!” isak yuyun dibalik tangisnya. Saat isakannya mulai mengeras, satu tangan  merangkul tubuhnya. “yun…tabahkan hatimu….semua ini memang berat buat kita semua…tapi…kita harus bisa melewatinya… semua ini demi ryan juga kan…? “ ucap gadis yang memeluk yuyun yang ternyata bukan lain sinta adanya. “sinta…….!” Ujar yuyun sambil memeluk tubuh sahabatnya tersebut.” Jangan menangis yun…. Pada dasarnya kita tidak pernah kehilangan ryan….. cintanya, kebaikannya, perhatiannya, dan hatinya…. tetap ada…. dan hidup…. dalam dirimu… dalam diri kita semua… dia telah memberikan jantungnya padamu…. dia telah memberikan hidupnya padamu… jangan sia sia kan pengorbanannya….!” Bisik sinta lirih. Perlahan yuyun menyeka air matanya, walaupun terasa berat namun akhirnya bisa juga dia berucap “ aku berjanji sin…demi ryan, aku akan teruskan hidupku akan ku lanjutkan langkahku…terima kasih sin…buat semuanya…”ucap yuyun pelan. Senyuman perlahan mulai menyeruak dari sudut bibirnya yang mungil. Melihat senyum di wajah yuyun, senyum di wajah sinta pun turut terkembang. Dipeluknya sahabatnya tersebut sambil kemudian dituntunnya untuk berdiri dan menikmati padang bunga dandellion yang mulai bermekaran indah. Sementara itu di atas langit perlahan membias tujuh warna cerah diangkasa memayungi segala harapan dan doa yang berterbangan diantara serpih serpih sari dandellion yang terbang terbawa angin musim semi.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.

Kirim Cerita